Jumat 29 Nov 2013 06:38 WIB

Inflasi di Jawa Tengah Terkendali Hingga Akhir Tahun

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Hazliansyah
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Inflasi di Jawa Tengah hingga akhir tahun 2013 diprediksi relatif normal. Hal ini tercermin dari pergerakan inflasi yang cenderung positif pascakenaikan harga BBM.

 

Hasil pemantauan harga barang dan jasa di Jawa Tengah hingga November ini, secara umum relatif stabil. Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan berangsur menurun.

 

"Ekspektasi yang positif tersebut juga ditunjukkan oleh kian membaiknya pasokan berbagai komoditas pangan di daerah ini," kata Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah, Marlison Hakim, Jumat (29/11).

 

Ia mengatakan, produksi beras di Jawa Tengah hingga saat ini mencapai 10,295 juta ton. Jumlah ini melebihi produktivitas beras tahun 2012 yang mencapai 10,23 juta ton.

 

Berdasarkan angka ramalan (aram) II produktivitas ini masih berpeluang bertambah. "Dengan ketersediaan air irgasi yang mencukupi, produktivitas ini masih akan bertambah  hingga akhir tahun nanti," jelas Marlison.

 

Hingga saat ini, kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V ini, pasokan bawang merah cukup melimpah, seiring dengan dimulainya panen raya bawang di Brebes.

 

Pun demikian pasokan daging ayam ras, bumbu-bumbuan hingga sayur-mayur. Pemprov Jawa Tengah juga terus berupaya memenuhi kecenderungan peningkatan  permintaan komoditas ini jelang Natal dan Tahun Baru.

 

Meski begitu, lanjut Marlison, sehubungan kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2014 dan pengaruh terhadap inflasi, TPID memandang perlunya diseminasi yang lebih baik.

 

Terutama mengenai harga dan informasi lain terkait dengan penetapan UMK dilakukan lebih luas. Sehingga pihak- pihak yang terlibat dalam penetapan UMK memiliki kesamaan informasi.

 

Karena itu TPID merekeomendasikan Pemprov Jawa Tengah perlu melakukan pengelolaan pasokan bahan pangan yang lebih baik. Antara lain bawang merah yang diperkirakan melimpah dengan adanya panen raya.

 

Selain itu, surplus produksi bahan pangan perlu dikelola dengan baik agar ketersediaan antar waktu bisa lebih merata.

 

“Termasuk mendorong dinas terkait untuk memperkuat data dan informasi untuk didiseminasikan lebih luas. Sehingga masyarakat memiliki kesamaan informasi,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement