CANBERRA -- Dua warganegara Indonesia diinterogasi oleh pihak bea cukai Australia karena dituduh berusaha menyelundupkan sejumlah burung dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 yang dihibahkan ke Indonesia.
Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia Scott Morrison menjelaskan, pada Jumat (29/11), salah satu awak telah diberi peringatan resmi, namun tidak ada yang dijatuhi tuduhan formal. Menurut Morrison, insiden ini tidak akan berdampak memperburuk hubungan antara kedua negara yang saat ini tegang karena isu mata-mata. “Ada pemberian peringatan sesuai proses yang normal, dan sesuai yang diberlakukan dalam situasi macam itu,” jelasnya, “Tidak ada pengecualian. Kami menangani isu semacam ini dengan amat serius, tak peduli siapa yang terlibat.”
Menurut Morrison, pesawat tersebut sekarang sudah diperbolehkan meninggalkan Australia menuju ke Indonesia. Perdana Menteri Tony Abbott juga mengatakan bahwa hubungan dengan Indonesia tidak akan terpengaruh oleh investigasi yang dilakukan.
Abbott mengatakan ia berkomitmen memperbaiki hubungan dengan Indonesia. Hari Kamis (28/11/2013), Menteri Pertahanan David Johnston, mengkonfirmasi bahwa Australia tetap akan menghibahkan pesawat Hercules C-130 lamanya ke Indonesia, meskipun saat ini kerjasama antara kedua negara tengah dibekukan akibat isu mata-mata.
Awalnya, Australia akan menyerahkan pesawat tersebut ke Indonesia dalam sebuah upacara di Williamtown, di negara bagian New South Wales. Meskipun upacaranya dibatalkan, Australia tetap akan menghibahkan pesawat yang telah dicat ulang dan kini dihiasi logo TNI.