Jumat 29 Nov 2013 22:19 WIB

Ekonomi AS Akan Tumbuh Lebih Lambat dari Proyeksi'

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
Regulasi finansial yang baru diharapkan akan menggairahkan kembali ekonomi AS.
Foto: ap photo/voa
Regulasi finansial yang baru diharapkan akan menggairahkan kembali ekonomi AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi akan tumbuh lebih lambat dari prediksi. Mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan menilai prediksi ekonom tentang pertumbuhan AS sebesar 2,5-3 persen terlalu optimistis.

"Terus terang saja, prediksi itu terlalu tinggi," kata Greenspan dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, Jumat (29/11).

Ia tidak menampik ekonomi AS mengalami percepatan di beberapa sektor. Namun secara keseluruhan, ekonomi AS masih tertekan, terutama karena lamanya ketidak pastian. Ketidakpastian ini akan mengurangi investasi.

Greenspan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS akan mendekati dua persen. Ini di bawah perkiraan rata-rata untuk ekspansi sebesar 2,6 persen setelah tahun ini hanya tumbuh 1,7 persen.

Ekonomi ke depan akan didorong sebagian oleh sistem perbankan setelah beberapa bank besar tidak beroperasi secara efisien di beberapa bulan terakhir.

Indeks The Standard & Poor 500 telah mengalami reli sekitar 27 persen tahun ini, menuju kenaikan terbesar sejak 1998. S&P naik 0,3 persen pada penutupan perdagangan Kamis (28/11) ke level 1.807,23 di New York.

Sementara Dow Jones ditutup 0,2 persen lebih tinggi ke level 16.097,33, yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah. Greenspan menilai kenaikan indeks akibat kampanye stimulus oleh the Fed ini belum mendekati gelembung pasar.

"Pasar tidak pergi ka mana pun sejak Oktober 2007. Hari ini, kita baru saja memecahkan rekor tersebut," katanya.

The S&P mencapai 1.565,15 pada 9 Oktober 2007 dan kemudian turun hingga 57 persen akibat resesi terpanjang dan terdalam sejak Great Depression. Indeks tidak pernah melewati angka puncak Oktober 2007 tersebut hingga Maret tahun ini.

Greenspan juga memuji Janet Yellen yang menjadi calon terkuat sebagai Ketua the Fed yang baru. Ia menilai perempuan 67 tahun ini memiliki rekam jejak yang baik.

Tantangan terbesar Yellen adalah mengelola neraca bank sentral yang telah tumbuh menjadi 3,91 triliun dolar AS di bawah program pembelian obligasi the Fed untuk mengurangi pengangguran.

Greenspan mengatakan, ini akan mendorong meningkatnya suku bunga acuan dan menciptakan masalah besar bagi the Fed. "Kita harus berhenti meningkatkan nilainya dan mulai membawanya kembali," kata Greenspan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement