Senin 02 Dec 2013 07:16 WIB

Australia Undang Singapura dan Selandia Baru ke Pertemuan G20

Red:
Tony Abbott
Tony Abbott

CANBERRA -- Australia yang giliran memimpin pertemuan negara G20 akan mengundang Singapura dan Selandia Baru untuk menghadiri pertemuan para pemimpin negara di Brisbane, Australia, tahun depan.

Negara tuan rumah diketahui dapat megundang dua negara lain di samping kelompok negara anggota ekonomi utama dunia. Perdana Menteri Australia Tony Abbott menjelaskan kalau Australia sudah menentukan pilihannya setelah secara resmi mengambil alih kepemimpinan G20 selama setahun ke depan.

Dalam konferensi pers di Queensland, Ahad (1/12), Tony Abbott menyampaikan pertemuan pimpinan negara negara G20 tersebut merupakan pertemuan terpenting yang akan diselenggarakan di Australia. “G20 mempertemukan pemimpin negara dari 85 persen dari PDB dunia, 75 persen perdagangan dunia dan 65 persen populasi dunia,” ungkapnya.

Abbott melanjutkan pertemuan G20 adalah kesempatan baik untuk berkontribusi dalam kepemimpinan ekonomi dunia. “Singapura akan diundang dalam pertemuan karena merupakan anggota kunci dari sitem ekonomi global,” tambah Abbott.

Demikian juga Selandia Baru yang disebut Australia sebagai teman terdekat dan memberikan kesempatan untuk duduk sama tinggi di panggung dunia.

Akankah Australia Memata matai?

Abbott mengesampingkan pertanyaan tentang apakah Australia akan memata-matai para pemimpin dunia saat mereka tiba di Brisbane nanti. "Saya menjanjikan para pemimpin di seluruh dunia yang mengunjungi Australia, kalau saya akan benar-benar jujur ​​terhadap mereka," seru Abbott.

Dia melanjutkan komitmennya kepada para pemimpin dunia dan ingin memberikan yang terbaik buat G20."Selain itu, saya tidak mengomentari masalah intelijen, tidak pernah, tidak akan pernah,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement