Senin 02 Dec 2013 11:20 WIB

Australia Tawarkan Informasi Warganya ke Negara lain?

Edward Snowden
Foto: AP Photo/Human Rights Watch, Tanya Lokshina
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan intelijen Australia menawarkan untuk berbagi informasi tentang warga negaranya sendiri dengan mitra intelijen asing, menurut bocoran dokumen yang dipublikasikan, Senin.

Bocoran dokumen terbaru oleh buronan intelijen Amerika Serikat Edward Snowden itu, yang diterbitkan oleh The Guardian Australia, menunjukkan bahwa Direktorat Pertahanan (DSD) membahas pilihan untuk berbagi "informasi kesehatan, hukum atau agama".

Para mitra yang dimaksud termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Selandia Baru, yang dikenal sebagai 5 - Mata, dalam dokumen, yang ditandai sebagai rahasia, berdasarkan catatan dari sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Inggris pada tahun 2008 .

Pembocoran itu menyusul pengungkapan Snowden bulan lalu yang menunjukkan jika agen mata-mata Australia mencoba untuk mendengarkan pembicaraan telepon dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono serta istri dan lingkaran dalamnya, yang memicu krisis diplomatik.

Menurut laporan itu, DSD, sekarang dikenal sebagai Direktorat Sinyal Australia, mengatakan kepada mitra globalnya bahwa Australia bisa membagi "metadata secara keseluruhan, tidak diseleksi dan tanpa batas asalkan ada niat untuk menarget warga negara Australia".

"Koleksi yang tidak disengaja tidak dipandang sebagai masalah yang signifikan," menurut catatan dari konferensi itu, meskipun lembaga tersebut mengakui bahwa interogasi lebih substansial dari bahan-bahan itu akan membutuhkan surat perintah.

Surat kabar itu menyebutkan jika dokumen itu memberikan penjelasan baru tentang "sejauh mana badan-badan intelijen pada waktu itu sedang mempertimbangkan berbagi informasi dengan mitra pengawasan asing".

"Ini memberikan konfirmasi lebih lanjut bahwa , sampai batas tertentu setidaknya, ada pengawasan tanpa surat dari metadata pribadi warga negara Australia'."

Metadata itu mengacu pada informasi yang dihasilkan oleh seseorang ketika mereka menggunakan teknologi seperti telepon dan komputer.

Surat kabar itu mengutip pengacara hak asasi manusia papan atas Geoffrey Robertson yang mengatakan jika pengungkapan terbaru itu meningkatkan kekhawatiran bahwa badan tersebut bisa beroperasi di luar mandat hukumnya.

Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat Snowden memperoleh suaka di Rusia pada bulan Agustus, yang memicu kemarahan Amerika Serikat, tempat ia dicari atas tuduhan spionase menyusul pengungkapan yang telah memprovokasi kemarahan internasional dan ketegangan hubungan di antara sekutu.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement