REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Literasi keuangan sudah menjadi fokus seluruh lembaga pengawas keuangan di seluruh dunia. Australia juga telah secara gencar meningkatkan literasi keuangan, bahkan sejak dini.
Senior Executive Australian Securities and Investments Commissions (ASIC) Robert Drake mengatakan, pengenalan produk keuangan telah dilakukan sejak dini. "Australia memasukkan literasi finansial ke dalam kurikulum pendidikan usia lima sampai 16 tahun," ujar Drake pada seminar internasional literasi keuangan di Nusa Dua, Bali, Senin (2/12).
Pengenalan sejak dini bertujuan agar anak-anak mengetahui lebih awal tentang produk-produk keuangan seperti perbankan dan asuransi. Pendidikan literasi keuangan ini dapat dimasukkan di berbagai bidang studi, misalnya seperti pelajaran matematika, ekonomi dan bisnis.
Sejak awal anak diajari tentang uang dan matematika finansial untuk mengenalkan mereka dengan produk keuangan. Semakin tinggi tingkatnya, semakin rumit pula pendidikan yang diberikan. Ketika mereka dewasa, diharapkan anak-anak tersebut telah memahami dengan baik tentang produk-produk keuangan dan mengimplementasikannya ke kehidupan sehari-hari.
Selain siswa, Australia juga memberikan training kepada guru yang mengajar literasi keuangan. Setiap tahun Australia memberikan pelatihan kepada 6.000 guru agar mereka dapat memberikan pendidikan literasi keuangan kepada siswa di sekolah. "Training ini juga membantu para guru untuk mengelola keuangan mereka," kata Drake.
Guru memperoleh materi tidak hanya dari pelatihan, tetapi juga dari website yang disediakan regulator Australia. Dari website ini pula, para guru bisa mengambil bahan ajar untuk diberikan ke siswa.