REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemasangan RFID (Radio Frequency Identification) oleh Pemerintah ternyata belum sampai ke daerah. Di kota Bogor, seluruh SPBU-nya belum memasang alat deteksi pembatasan BBM bersubsidi tersebut.
Seorang pengawas SPBU 34 16901 Jalan raya Jakarta Bogor, Wandi Syaifulloh, mengaku belum mendapatkan informasi kapan penerapan pemasangan RFID ini dilaksanakan di wilayah Bogor. "Sudah banyak orang yang menanyakan, tapi kami belum mengetahui," kata Wandi, Senin (2/12).
SPBU di kota Bogor terpantau belum ada yang memasang alat pendeteksi kuota BBM bersubsidi tersebut. Wandi selaku pengawas SPBU merasa khawatir apabila di Bogor belum dipasang sedangkan Jakarta sudah dipasang kemungkinan besar konsumen dari kota Jakarta lari mengisi BBM di Bogor. ‘’Wah kalau terjadi, kita kan kewalahan,’’ ujar Wandi.
Wandi menambahkan, apabila RFID ini dijalankan kemungkinan besar masyarakat akan beralih ke Pertamax. Itu jika pengendara mobil menginginkan tetap naik kendaraan roda empat.
Dari sisi omzet, Wandi memperkirakan akan ada penurunan omzet yang drastis apabila peraturan ini dijalankan. Menurutnya, hal ini akan berdampak cukup besar terhadap dunia usaha SPBU. "Peraturan dari ESDM yang melarang kendaraan pemerintah beli premium saja sudah pengaruh besar, apalagi nanti pakai RFID", ujar Wandi.