REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosialisasi dan pembagian kondom gratis yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam Pekan Kondom Nasional (PKN), 1 – 7 Desember 2013 bukanlah solusi cerdas.
Demikian dikatakan oleh Ketua Bidang Perempuan (Bidpuan) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Byarwati dalam rilisnya, Senin (2/12).
Anis menjelaskan, pemakaian kondom hanya untuk mereka yang sudah menikah, sedangkan pengurangan angka penularan HIV/AIDS ada cara lain yang lebih baik dari membagikan kondom secara gratis.
“Kami prihatin dengan meningkatnya penularan HIV/AIDS di Indonesia, terutama pada generasi muda dan kaum perempuan, namun bukan dengan bagi-bagi kondom gratis. Ada solusi lain untuk menurunkan angka penularan HIV yang lebih elegan dan tidak berisiko mengakibatkan perilaku seks bebas pada generasi muda," ujar Anis.
Lanjut Anis, fakta bahwa kelompok umur 15-29 tahun adalah kelompok yang memiliki prosentasi tinggi pada kasus HIV/AIDS. Namun, fakta ini sejalan bahwa penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif juga tinggi pada remaja dan dewasa muda.
Oleh karena itu, upaya membagi-bagikan kondom hanyalah tindakan sporadis yang tidak mengacu pada akar masalah utama.
“Menjaga ketahanan keluarga adalah upaya utama dan terpenting dalam menurunkan angka penularan HIV/AIDS," tegas Anis.
Anis memaparkan, ketahanan keluarga yang dimaksud adalah menjadikan keluarga sebagai benteng yang kokoh dan kuat, tidak mudah tembus oleh serangan dari luar.
Menurutnya, keluarga yang kokoh adalah keluarga yang memiliki interaksi intens dengan dibalut rasa cinta antara anggota sehingga satu sama lain memiliki ikatan emosional yang kuat.
Konsep ketahanan keluarga ini sejak dua tahun terakhir terus disosialiasikan oleh Bidang Perempuan PKS. Hal tersebut didasari sebuah keyakinan bahwa melalui ketahanan keluarga berbagai masalah yang dihadapi bangsa, termasuk masalah HIV/AIDS, dapat diturunkan.
"Dari keluarga kuat akan lahir masyarakat kuat yang tak mudah diserang godaan dan guncangan, karena keluarga adalah batu bata pembentukan masyarakat," ungkap Anis.