REPUBLIKA.CO.ID, SELAYAR – Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) segera keluar dari cangkupan daerah tertinggal Indonesia. Peningkatan di sektor ekonomi dan pangan menjadi indikasi keberhasilan wilayah tersebut dalam melayani masyarakat.
Dalam peringatan Hari Jadi Selayar ke-408 belum lama ini, Bupati Selayar, Syahrir Wahab, mengatakan, indeks pembangunan manusia (IPM) sudah mencapai 70,49. Angka pengangguran turun dari 8,20 persen menjadi 3,25 persen.
"Pertumbuhan ekonomi naik signifikan menempati posisi ketiga di Sulsel setelah Makasar dan Pangkep. Selain itu, telah dianggap keluar dari 100 daerah rawan pangan di Indonesia," kata Syahrir, Selasa (3/12).
Dia menambahkan, melalui percetakan sawah, penanaman benih unggul dan swasembada tani, daerahnya surplus beras sebanyak 2.756 ton di 2013. Dan selama empat tahun berturut-turut, Selayar mampu meningkatkan produksi beras di atas 5 persen.
Wakil Bupati Selayar, Syaiful Arief menambahkan, pihaknya akan menyiapkan sektor perikanan untuk antisipasi kendala saat musim angin barat dan timur. Sebab, pada waktu tersebut nelayan kesulitan berlayar lantaran ombak besar.
"Solusinya, akan disiapkan gudang pengelolaan ikan sehingga masyarakat diajarkan untuk menangkap dan menjual ikan. Tapi diolah terlebih dahulu, agar musim angin tiba, stok ikan tetap tersedia," kata Syaiful.
Dia mengatakan, kondisi itu memang bukan menjadi masalah buat warga. Mereka dinilai sudah mampu bersahabat dengan alam. Sebelum puncak musim angin, warga terlebih dahulu menyiapkan stok pangan sehingga tidak ada lagi kerawanan.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, meski mampu meningkatkan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar tetap perlu mengevaluasi diri di sejumlah sektor seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
"Orientasi pemerintah adalah melayani rakyat, bukan dirinya sendiri," ujar Syahrul.