Selasa 03 Dec 2013 17:28 WIB

Suthep Buat Kubu Pertahanan di Kompleks Pemerintahan Thailand

Suthep Thaugsuban
Foto: REUTERS
Suthep Thaugsuban

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemimpin unjukrasa Thailand, Suthep Thaugsuban, pada Selasa (3/12) menegaskan akan tetap menempati loka unjuk rasa di Kompleks Pemerintah Thailand, meskipun gugus tersebut dikepung polisi, yang berniat menangkapnya.

Dia terus bergaya untuk foto dengan pengunjukrasa, yang menyampaikan dukungan mereka, dan mengumumkan tidak akan meninggalkan negara itu dan bahwa ia tidak peduli dengan ancaman penangkapan oleh polisi.
Suthep mengatakan, polisi dikalahkan setelah para pengunjuk rasa diizinkan masuk ke markas Komando Kepolisian Metropolitan atas perintah komandannya sendiri Jenderal Pol Kamronwit Thoopkrachang. Sasaran berikutnya adalah Gedung Pemerintah, kata Suthep mengumumkan. 
  
Mantan anggota parlemen dari Demokrat Ekanat Prompan mengatakan bahwa Suthep menegaskan, dia akan melanjutkan protes sampai rezim Thaksin dihapuskan dan bahwa ia akan tidak akan berkecimpung kembali ke dunia politik atau bergabung dengan partai politik, termasuk Partai Demokrat, tempat ia pernah menjadi anggota eksekutif.

 
"Ada laporan bahwa polisi akan menangkap Suthep. Dia tidak akan melarikan diri, atau melawan dengan senjata. Dia akan berjuang dengan damai sampai Thailand menjadi monarki konstitusional selengkapnya," kata Ekanat, juru bicara Komite Reformasi Demokratik Rakyat.
 
Salinan surat perintah penangkapan dijatuhkan dari helikopter di tempat-tempat unjuk rasa di Kompleks Pemerintah di Jalan Chaeng Wattana dan Monumen Demokrasi di Jalan Ratchdamnoen Selasa pagi.
 
Ekanat menyatakan prihatin dengan reaksi polisi terhadap pengunjuk rasa di Komando Kepolisian Metropolitan itu, dan mengatakan bahwa para pengunjuk rasa harus benar-benar memeriksa sebelum memasuki premis polisi untuk memastikan mereka tidak akan terjebak dan menyerang.
 
Beberapa pengunjuk rasa dari Monumen Demokrasi dan Kompleks Pemerintahan bergabung dengan rekan mereka di Komando Kepolisian Metropolitan Selasa pagi tanpa perlawanan dari pihak polisi. 
Polisi sebelumnya menghapus penghalang-penghalang beton dan kawat berduri di jalan menuju ke markas kepolisian kota setelah setuju untuk membiarkan pengunjukrasa memasuki kompleks itu. Langkah itu diikuti bentrokan kemarin dengan polisi menembaki mereka dengan gas air mata, meriam air dan peluru karet.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement