REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Komite Palestina yang menyelidiki kematian mantan presiden Palestina Yasser Arafat tidak menerima laporan Prancis yang menyimpulkan berbeda dari penyelidikan Swiss sebelumnya mengenai kasus itu.
Pihak Palestina masih menunggu laporan tersebut diserahkan secara resmi. Menurut laporan media, para pemeriksa Prancis mengesampingkan di dalam laporan mereka bahwa Arafat diracuni.
Sebelumnya para ahli Swiss mengatakan pemeriksaan mereka memberi dukungan bagi pendapat bahwa presiden Palestina itu diracuni dengan menggunakan radioaktif polonium.
"Kami tak bisa memberi reaksi atas laporan ini sampai kami secara resmi telah menerima laporan penyelidikan Prancis tersebut," kata Pemimpin Komite, Tawfiq Tirawi, Selasa (3/12).
Sementara itu, Menteri Kehakiman Palestina Ali Muhana mengatakan kepada Xinhua bahwa aparat kehakiman Palestina mengadakan kontak dengan timpalan mereka dari Prancis untuk menindak-lanjuti hasil penyelidikan Prancis tersebut.
"Sejauh ini kami belum menerima laporan resmi apa pun dari Prancis yang berkaitan dengan penyelidikan mengenai kematian Arafat," kata Muhana. "Apa yang sudah disiarkan oleh media massa bertujuan menciptakan kebingungan."
Arafat meninggal akibat penyakit misterius pada 11 November 2004 di satu rumah sakit Prancis. Palestina menuduh Israel membunuh dia dengan menggunakan racun, tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.