REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 15 ribu orang sangat memerlukan bantuan kemanusiaan di Niger Tenggara setelah air sungai yang meluap membanjiri kediaman masyarakat setempat, kata badan kemanusiaan PBB, Selasa (3/12).
"Pemerintah Niger memelopori operasi bantuan darurat, dengan dukungan lembaga bantuan PBB dan mitra lain kemanusiaan," kata Juru Bicara PBB Markin Nesirky, dengan mengutip Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) yang dilansir Xinhua, Rabu (4/12). "Lebih dari 90 ton pangan sudah dibagikan."
Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan menjadi lebih mendesak di Niger Tenggara, setelah air Sungai Komadougou, yang hampir sepanjang tahun praktis kering, menjebol tanggulnya dan merendam permukiman masyarakat di sana pada pertengahan November.
Pemerintah juga telah mengidentifikasi beberapa tempat untuk merelokasi penduduk yang jadi korban. "Sementara itu, banjir berlangsung terus dan sedikitnya 20 desa lagi menghadapi ancaman," kata Juru Bicara OCHA Jens Laerke. Ia menambahkan lahan pertanian masih terendam air, sehingga memicu keprihatinan mengenai kondisi keamanan pangan jangka panjang.
Banjir telah mempengaruhi sistem transportasi dan melumpuhkan perdagangan lokal, sumber penghasilan penting bagi warga yang tinggal di sepanjang perbatasan dengan Nigeria, kata Laerke.
Ia menambahkan banjir telah membuat harga pangan melonjak. Dia mencontohkan harga satu karung tepung sebanyak 100 kilogram naik sampai 30 persen.