REPUBLIKA.CO.ID, VALLETTA -- Pada periode imperium Islam, posisi Malta sangat strategis. Itu sebabnya, Malta menyimpan rekaman historis yang selama ini ditutup-tutupi.
Hal itu disampaikan, Mark Camilleri, dalam buku terbarunya berjudul 'Il-Mit Pawlin u l-abbuz tal-Istorja Maltija', seperti dilansir Malta Today, Rabu (4/12). "Sejumlah peninggalan penting kejayaan Islam ditemukan dalam penelitian di Mdina, sejak lima tahun lalu. Ini artinya, ada yang ditutup-tutupi soal peninggalan ini," ucap Ketua Dewan Buku Nasional ini.
Tuduhan itu juga sempat dipaparkan Camilleri dalam bukunya berjudul ' The Myth Pauline '. Dikatakan Camilleri dalam bukunya, ada usaha menyembunyikan sejarah peradaban Islam di Malta dari masyarakat. "Apa yang dilakukan seperti pemerintahan fasis, Nazi Jerman dan Uni Soviet," tegas dia.
Tuduhan Camilleri bukan tanpa dasar. Dari wawancaranya bersama sejarawan Prof. Godfrey Wettinger, diketahui ada sentuhan peradaban Islam di Malta. Informasi itu diperkuat pula dengan pidato Presiden George Abela yang menyebutkan adanya kapal karam, kapal pelaut Islam di St. Paulus.
Soal itu, Inspektur Anthony Pace menolak tuduhan Camelleri. "Penelitian dilakukan secara bersama-sama. Akurasi ilmiahnya diawasi dengan ketat," kata dia. Pace berjanji publikasi informasi yang dilakukan sebelumnya akan dipublikasikan dalam dua tahun ini. "Kami kekurangan sumber daya. Ini berdampak pada lambatnya penelitian," ucap dia.
Populasi Muslim mencapai 400 ribu jiwa. Ada satu masjid di Malta yang dibangun oleh World Islamic Call Society. Fakta lain, beberapa kosa kata bahasa Malta diketahui turunan bahasa Arab.