REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Volume pasar keuangan syariah global telah mencapai 1,7 triliun dolar AS. Volume aset keuangan syariah telah membuat lompatan tinggi dari yang sebelumnya hanya 150 miliar dolar AS di pertengahan 1990an.
Gubernur Bank Sentral Kuwait, Mohammad Al-Hashel mengatakan jumlah lembaga keuangan syariah telah melampaui 600 lembaga yang beroperasi di 75 negara. "Perkembangan tersebut mendorong ambisi untuk membuat lebih banyak kemajuan dan pertumbuhan industri keuangan syariah dan meningkatkan status kompetitif di tingkat internasional," kata Al-Hashel seperti dikutip Kuwait News Agency, Kamis (5/12).
Kuwait, kata Al-Hashel, dianggap sebagai pelopor layanan keuangan syariah. Kontras dengan pertumbuhan pasar keuangan syariah, menurutnya pendanaan syariah justru masih pasang surut. Untuk mengatasi lemahnya pendanaan syariah, dia mengusulkan adanya undang-undang khusus yang bertujuan mendorong layanan tersebut.
"Undang-undang ini juga dapat meningkatkan pengawasan dan sistem regulasi serta memberikan peran penting bagi akademik dan lembaga penelitian," ucapnya.
Al-Hashel menyerukan kepada lembaga keuangan untuk berinovasi dan mengembangkan layanannya. "Pendanaan syariah harus tersedia bagi semua konsumen, terlepas dari keyakinan agama. Pendekatan semacam itu akan membuat jasa pembiayaan syariah menjadi kompetitif dari pembiayaan konvensional," paparnya.