REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Polres Mataram, Nusa Tenggara Barat mulai memeriksa ibu asuh bayi laki-laki berusia empat tahun yang digantung pada sebatang dahan pohon di Jalan Pejanggik, Kota Mataram, Sabtu (30/11) sore lalu.
"Saat ini ibu asuh yang diduga melakukan tindak penganiayaan terhadap balita 'X' masih berstatus terperiksa, dan kini dalam mengusutan intensif tim penyidik," kata Kasubag Humas Polres Mataram AKP Arief Yuswanto di Mataram, Kamis (5/12).
Pemeriksaan ini, lanjut Arief, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan ibu asuh balita X yang diduga ikut melakukan tindak penganiayaan terhadap korban. Sementara balita X yang menjadi korban penganiayaan, telah diserahkan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Mataram ke salah satu panti asuhan.
Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB dan LPA Kota Mataram melaporkan tentang adanya tindak penganiayaan terhadap balita X tersebut. "Dia dianiaya di depan umum. Perutnya diikat dan digantung di ranting sebatang pohon, tidak jauh dari lokasi Mataram Mall," kata Joko Jumadi, Divisi Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB.
Menurut Joko, kasus kekerasan terhadap balita X ini sudah lama terdeteksi oleh LPA NTB. Sejak X berusia tiga tahun, ia kerap mendapat kekerasan fisik dan psikis dari ibu kandungnya sendiri. Bahkan, balita malang ini kerap ditelantarkan dan ditinggalkan tidur sendiri di teras Mataram Mall. Sebelumnya, lanjut Joko, pihak LPA pernah berkeinginan mengambil dan merawat X, namun ditolak oleh ibu kandungnya.
Dikatakan, pada Sabtu (30/11) sekitar pukul 17.00 Wita, tampak perut X diikat dan digantung pada sebatang dahan pohon peneduh di Jalan Pejanggik, tidak jauh dari Mataram Mall. Ia digantung sambil dipukul-pukul oleh ibu asuhnya.
Kejadian keji ini sempat menyedot perhatian warga yang melintas di kawasan itu, ujar Joko tanpa merinci identitas baik si ibu asuh maupun ibu kandung bayi. Menurut keterangan warga yang berusaha menolong, selama ini balita X tinggal bersama ibu asuhnya yang merupakan pedagang kaki lima di seputaran Mataram Mall. Ia terpaksa dititipkan kepada ibu asuh yang sekarang, lantaran ibu kandungnya menjadi TKI di Malaysia.