REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan bahwa upaya-upaya rekonsiliasi konflik penganut Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, sampai saat ini masih terus dilakukan.
"Pemerintah Daerah Jawa Timur dan Tim rekonsiliasi yang dipimpin Rektor IAIN (UINSA) Sunan Ampel terus melakukan upaya mediasi kedua pihak. Kedua pihak sepakat tidak akan menempuh cara-cara kekerasan dalam proses rekonsiliasi ini," kata Menko Polhukam dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (5/12).
Menko Polhukam mengakui jika memang masih memerlukan waktu membawa kedua pihak untuk mendapatkan pemahaman yang bisa diterima kedua pihak. Pendekatan kepada para ulama, kata dia, juga terus dilakukan, mengingat peran dan posisi ulama di Pulau Madura yang sangat dominan.
"Demikian juga peran pemerintah daerah Sampang yang terus didorong pro aktiv di lini depan penyelesaian konflik ini sesuai amanah UU Pemda dan UU Penanganan Konflik Sosial di daerah yang menjadi tanggung jawab kepala daerah," ujarnya.
Pada Rabu (4/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan informal dengan Tim Rekonsiliasi Sunni - Syiah di Pendopo Kabupaten Sampang.
Pertemuan Presiden dengan Tim Rekonsiliasi yang diketuai Abd A'la tersebut mengawali kunjungan kerja Kepala Negara di Pulau Madura selama dua malam ini.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan pertemuan tersebut untuk mengetahui secarang langsung perkembangan rekonsiliasi yang tengah diupayakan. Ia menambahkan, Presiden dan jajarannya terus berupaya untuk menyelesaikan konflik di Sunni - Syiah di Sampang.
"Dalam hal ini pemerintah terus mencari upaya yang paling tepat penyelesaian konflik di Sampang, mudah-mudahan masyarakat Madura mendapatkan pemahaman yang sama," katanya.