REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lowongan pemantau pemilu 2014 di Kabupaten Sleman masih sepi dari pendaftar. Hingga satu hari jelang penutupan pendaftaran, hanya ada tiga pendaftar dari 55 pemantau yang dibutuhkan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman membuka pendaftaran bagi pemantau sejak 21-28 November lalu. Lantaran masih minim pendaftar, jadwal pendaftaran diperpanjang sampai 6 Desember.
"Tapi, sampai hari ini baru ada tiga pendaftar yang berasal dari perorangan," ujar Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Humas KPU Sleman, Indah Sriwulandari, Kamis (5/12).
Sepinya pendaftar tersebut ditengarai lantaran tidak ada honor bagi pemantau pemilu. Indah mengaku sudah mengumumkan pendaftaran melalui situs resmi KPU hingga media sosial. KPU Sleman juga mengirimkan surat kepada delapan perguruan tinggi untuk berpartisipasi menjadi pemantau pemilu.
"Jadi saat dipasang pengumuman di web, banyak yang bertanya, tetapi ujung-ujungnya ya itu, tanya honor," ungkapnya.
Pemantau pemilu bisa berasal dari perorangan, lembaga pendidikan, LSM, hingga pemerintah negara lain. Berbeda dari pemilu sebelumnya, pemilu 2014 tidak akan ada penerjunan pemantau pemilu dari negara lain. Pemantau pemilu tersebut tidak menjangkau hingga seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Indah mengaku idealnya pemantau pemilu menjangkau seluruh TPS. Akan tetapi, lantaran pemantau kurang diminati, Indah berharap masih mendapatkan minimal satu pemantau untuk setiap kecamatan di Sleman hingga tujuh hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Pada pemilu 2014 mendatang, Sleman membuka 2.390 TPS di 17 kecamatan.
Pemantau pemilu tersebut memantau pemilu hingga pengambilan sumpah jabatan anggota legislatif. Indah mengaku pemantau akan melaporkan temuan penyelewengan proses pemilu kepada KPU Kabupaten Sleman.
"Misalnya ada temuan money politic ataupun jual-beli suara, itu harus dilaporkan ke KPU," katanya mengungkapkan.
Selain pemantau, KPU Sleman juga merekrut relawan yang bertugas dalam sosialisasi dan pendidikan pemilu kepada masyarakat. Sebanyak 25 orang telah mendaftar menjadi anggota relawan demokrasi.
"Mereka akan membantu KPU dalam sosialisasi dan pendidikan pemilu dan akan terjun ke lapangan mulai Januari nanti," ujar Indah.
Sebagian relawan demokrasi telah melakukan sosialisasi pada Desember ini. Sosialisasi relawan tersebut akan menyasar lima kelompok yakni perempuan, pemilih pemula, kaum marginal, kelompok keagamaan, dan difabel. Relawan tersebut ditarget dapat meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilu 2014.
Berbeda dengan pemantau, relawan demokrasi mendapatkan honor setelah melakukan tugasnya. Lantaran hal itu, KPU tidak kesulitan mendapatkan relawan. Para relawan demokrasi akan memberikan sosialisasi pemilu hingga April tahun depan.
Hingga 30 November, pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Sleman mencapai 779.017 orang. Sebelumnya, KPU Sleman telah mencoret 505 pemilih dari DPT. Pada 1 November, KPU memverifikasi sebanyak 779.522 pemilih. Dari jumlah tersebut ditemukan 8.637 Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tidak valid.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman, Ahmad Shidqi mengatakan pihaknya melakukan verifikasi NIK dan dapat memperbaiki 5.973 pemilih. Sementara, 2.108 NIK tidak tervalidasi. "Ada 0,2 persen DPT yang tidak bisa diverifikasi," ujarnya.