REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU – Para imam masjid dari sejumlah negara melakukan pertemuan di Pekanbaru, Riau, Selasa (3/12).
Mereka merumuskan strategi agar masjid dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Selain dari Indonesia, mereka berasal dari Irak, Kuwait, Afrika Selatan, Pakistan, Tunisia, dan Palestina.
Ada juga imam masjid dari Senegal, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste dan Prancis. “Peran imam masjid sangat penting dalam membangun peradaban melalui masjid,” kata Tengku Dahril, ketua panitia pertemuan para imam masjid.
Kelak, para imam akan membentuk sebuah majelis imam dunia. Menurut Dahril, majelis ini akan merumuskan beragam langkah yang bisa ditempuh memajukan masjid. Imam masjid dari Kuwait Syekh Walid Muhammad Al Fath al-Ali berharap, majelis dapat terbentuk dalam pertemuan di Riau ini.
Sementara itu, Pejabat Gubernur Riau Djohermansyah Johan mengatakan, Riau siap menjadi wilayah pertama di dunia yang mendirikan sekolah tinggi untuk mendidik para imam masjid. Sekolah ini bakal membantu menempa mereka untuk menjadi imam masjid agar memainkan fungsinya dengan baik di masyarakat.
Terkait pendirian sekolah ini, ia berencana mengundang para ahli. Mereka akan diminta menyusun kurikulum yang diperlukan untuk pendidikan imam. Pertemuan para imam berbagai negara ini merupakan salah satu agenda Islamic Solidarity Games.
Riau menjadi tuan rumah setelah kegiatan olahraga Islamic Solidarity Games diselenggarakan di Palembang. Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka pertemuan para imam ini.
Selain pejabat gubernur, pembukaan dihadiri budayawan Riau Tenas Effendy dan Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub.
Tampak pula hadir mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni, atas nama Masjid At-Tin Jakarta.
Pembacaan doa dalam acara pembukaan dilakukan imam masjid asal Palestina. Pada kesempatan itu juga tampil Jaafar Murtadho Habibie (9,5 tahun), seorang anak dari Riau yang hafal Alquran sebanyak 25 juz.