REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya ikon anti-apartheid dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
"Kita semua merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya seorang tokoh dan pejuang yang secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yang keji," kata Menlu di Jakarta, Jumat.
Mandela, tambah Menlu, adalah seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, khususnya negara berkembang, untuk menentang rasisme, kolonialisme dan berbagai bentuk ketidak adilan lainnya.
Sementara itu media internasional mengabarkan bahwa Nelson Mandela, salah satu sosok utama dunia dalam abad 20, tutup usia dalam usia 95 tahun, Kamis waktu Afrika Selatan.
Berita pengumuman kematiannya disampaikan dengan penuh perasaan oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma secara langsung melalui siaran televisi dengan menyebut bahwa Mandela "berangkat" dengan damai.
Mandela, yang terpilih sebagai presiden dari ras kulit hitam pertama di Afrika Selatan, setelah hampir tiga dasawarsa mendekam di dalam penjara sebagai tahanan politik, sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit untuk mengobati infeksi paru sejak September.
Kesehatannya memburuk setelah mengalami komplikasi infeksi paru-paru, dan ia disebutkan meninggal dengan tenang dikelilingi oleh sanak keluarga.
Mandela akan memperoleh pemakaman kenegaraan secara penuh dan rakyat Afrika Selatan diminta mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati kepergiannya.