REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan buah tropis khas Indonesia hasil produksi perusahaan perkebunan milik Nusantara (PTPN) siap membanjiri pasar buah di dunia. "Mulai tahun ini buah tropis hasil PTPN VIII mengisi pasar Singapura, dan dalam beberapa tahun ke depan siap menembus pasar Cina dan negara lainnya," kata Dahlan, saat melakukan pelepasan ekspor perdana pisang jenis Mas Kirana, di Kebun Jalupang, PTPN VIII, Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12).
Pada kesempatan itu, Dahlan menyaksikan langsung proses pemilihan pisang Mas Kirana yang siap di ekspor sebanyak perdana buah pisang jenis Mas Kirana seberat 7,26 ton untuk tujuan Singapura. Menurutnya, ekspor pisang ini bisa dijadikan sebagai langkah awal kebangkitan buah tropis asal Indonesia.
PTPN VIII sejak 2012 gencar mengembangkan tanaman buah tropis seperti manggis, durian pada lahan masing-masing seluas 3.000 hektare (ha). Di sela-sela tanaman manggis dan durian, PTPN VIII menanami buah pisang dan pepaya. "Tanaman manggis dan durian akan mulai menghasilkan mulai tahun keempat. Namun di di sela-sela itu kita sudah menghasilkan pisang untuk ekspor," kata Dahlan.
Menurut mantan Dirut PT PLN ini, Cina juga berpotensi menjadi pasar buah tropis terbesar Indonesia di masa datang. Pasalnya negara tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yakni 1,3 miliar jiwa dan permintaan yang luar biasa besar. "Bila selama ini Indonesia mengimpor buah dari Cina, maka Indonesia harus menggempur balik buah tropis yang tidak bisa diproduksi di Cina untuk di ekspor ke wilayah itu," ujarnya.
Untuk itu tambahnya, saat ini harus ada semacam revolusi yang dapat mengubah kondisi pasar di mana selama ini Indonesia lebih dikenal suka impor ketimbang ekspor. "Ini juga bagian dari membantu mengurangi impor, dan meningkatkan ekspor," tegas Dahlan.
Khusus buah pisang, Indonesia selama ini mengimpor dari Filipina dan Honduras, sedangkan buah lainnya didominasi impor asal Cina, Thailand, Australia dan sejumlah negara lainnya.