REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai mantan Presiden Afrika Selatan sama dengan peran mantan Presiden Soekarno yang keduanya pejuang kesetaraan umat manusia.
"Kita tentu berduka atas kepergian Nelson Mandela. Beliau telah berhasil melawan dan melenyapkan diskriminasi yang bertahun-tahun menguasai bangsa Afrika Selatan," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (6/12).
Mahfud menilai Bung Karno berhasil memimpin bangsanya melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan yang kemudian membakar semangat bangsa-bangsa di Asia dan Afrika agar bangkit melawan ketidakadilan imperialisme.
Dia menceritakan pada pertengahan tahun 2012 ia berpidato di depan Perhimpunan MK dari negara-negara bekas jajahan Perancis, Ketua MK Maroko memuji-muji Bung Karno sebagai pahlawan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
"Mereka juga menyebut Mandela yang berhasil memerangi rasialisme. Kita bangga punya Bung Karno dan bangsa Afrika bangga punya Mandela," ujarnya.
Kedua orang tersebut merupakan pejuang kemanusiaan meskipun tidak sampai 'tuntas'. Indonesia pernah belajar dari Afrika Selatan tentang resep Nelson Mandela membangun negaranya. Resep itu menurut dia terkait rekonsiliasi nasional dengan memaafkan masa lalu.
Mahfud mengatakan belajar dari Mandela, Indonesia pernah mempunyai Undang-Undang tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional. Namun menurut dia, meskipun undang-undang itu akhirnya dibatalkan MK tapi Indonesia mencatat bahwa sebagai bangsa kita sudah pernah belajar kebijakan memimpin dari seorang Nelson Mandela.
"Maka layaklah kita mengheningkan cipta dan berdoa untuk Bapak Kemanusiaan Nelson Mandela," katanya.
Nelson Mandela meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12) setelah sebelumnya mengalami sakit infeksi paru-paru.