REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Kalimantan Timur (Kaltim), menggelar unjuk rasa menolak Pekan Kondom Nasional, Jumat (6/12).
Unjuk rasa yang dilakukan sekitar 25 mahasiswa tersebut berlangsung di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Mereka menolak Pekan Kondom Nasional dengan alasan bahwa program itu sama saja dengan melegalkan seks.
"Walaupun kami telah menerima informasi bahwa Pekan Kondom Nasional itu sudah dihentikan, tetapi kami tetap curiga kegiatan itu akan tetap berjalan sebab program itu berlangsung selama satu tahun dan tentu anggaranya sudah terlanjur turun, sehingga kami tetap khawatir program tersebut tetap dilakukan," kata Koordinator unjuk rasa Lisuma Kaltim, Samsuddin.
Ia mengatakan, mahasiswa juga menolak keras jika bus yang bertuliskan 'Pekan Kondom Nasional' datang ke
Samarinda.
"Kami akan mencegat, apalagi jika bus kondom tersebut melakukan sosialissi kepada masyarakat umum. Jadi, Lisuma Kaltim dengan tegas menolak Pekan Kondom Nasional tersebut ," katanya.
Pada unjuk rasa tersebut Lisuma meminta Dinas Kesehatan Kaltim untuk mengirimkan tuntutan mereka ke Kementerian Kesehatan.
"Kami sempat melakukan mediasi dengan Dinas Kesehatan Kaltim dan meminta mereka mengirimkan tuntutan kami yakni menolak Pekan Kondom Nasional serta bus kondom itu datang ke Samarinda," katanya.
Pihak Dinas Kesehatan akhirnya menyetujui tuntutan kami dan telah mengirimkan penolakan Lisuma melalui email Kementerian Kesehatan RI," ujarnya.
Lisuma Kaltim, kata Samsuddin menilai, Pekan Kondom Nasional tersebut sama saja melegalkan seks bebas.
"Masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberantas HIV/AIDS seperti penutupan tempat prostitusi dan bukan dengan membagi-bagikan kondom ke masyarakat," ujar Samsuddin.