REPUBLIKA.CO.ID, MADURA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama bangsa, rakyat, Pemerintah Indonesia, dan juga selaku pribadi menyampaikan ucapan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
Presiden SBY menyebut, Mandela adalah tokoh besar dunia. Kita semua kagum kepada Presiden Mandela.
"Puluhan tahun beliau meringkuk dalam penjara oleh kaum kolonial, setelah ada perubahan, dan akhirnya apartheid bisa dihentikan. Beliau kemudian didaulat mendapatkan mandat dari rakyatnya untuk memimpin Afrika Selatan, tetapi Mandela memimpin dengan hatinya. Tidak tercermin sama sekali yang namanya dendam ataupun membalas atas apa yg dideritanya selama puluhan tahun itu," kata, Jumat (6/12).
Bahkan, lanjutnya, Mandela mengatakan --there is no future without forgiveness. Tidak ada masa depan tanpa maaf.
"Artinya, beliau siap menanggung; sudahlah, yang lalu ya lalu Tapi saya menginginkan bangsaku, bangsa Afrika Selatan, bersatu, jangan menyimpan dendam, jangan balas membalas," kata SBY.
Kepala Negara menilai, Nelson Mandela adalah rekonsiliator yang agung, demokrat sejati, Bapak dan tokoh kemanusiaan dunia. Karena itu sudah sepatutnya bangsa Indonesia memberikan hormat kepada Presiden Mandela.
Mandela juga merupakan pemimpin dunia yang pernah meminta Presiden Soeharto berdialog dengan Xanana Gusmao, ketika hubungan Indonesia dan Timor Leste sedang 'memanas' pada medio 1990-an.
Perjuangan panjang Mandela membebaskan Afsel dari politik apartheid yang rasis, membuatnya dipenjara selama 27 tahun. Setelah bebas, ia terpilih menjadi Presiden di tanah kelahirannya, dan memaafkan kekejian politik yang dilakukan orang-orang kulit pulih di Afrika Selatan.
Mandela mengedepankan dialog untuk rekonsiliasi, ketimbang berperang dengan senjata. Ia pun meraih penghargaan Nobel untuk bidang perdamaian pada tahun 1993.