REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Jaringan Alqaidah di Semenanjung Arab, Jumat (6/12) mengaku bertanggung jawab atas serangan di kompleks Kementerian Pertahanan Yaman yang menewaskan 52 orang, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di Internet.
"Kompleks kementerian pertahanan itu diserbu dan diserang pada Kamis setelah mujahidin membuktikan bahwa di tempat tersebut ada ruang kendali pesawat tak berawak dan ahli-ahli AS", kata kelompok itu di Twitter. "Sebagai bagian dari kebijakan menyerang ruang kendali pesawat tak berawak, mujahidin melancarkan pukulan keras ke tempat itu di Sanaa," kata pernyataan tersebut, seperti dilansir AFP.
"Markas keamanan semacam itu yang melakukan kemitraan dengan orang-orang AS yang memerangi muslim merupakan sasaran yang dibenarkan di mana pun," kata Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP), yang diklasifikasi AS sebagai jaringan paling mematikan.
Penyerang bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata yang memakai seragam militer menyerbu gedung kementerian itu di Sanaa, menewaskan 52 orang dan mencederai 167 lain, sembilan dalam keadaan serius. Dua dokter dari Jerman, dua dari Vietnam dan satu dari Yaman tewas, juga dua perawat wanita asal Filipina dan satu dari India, kata Kantor Berita Saba.
Para pekerja medis yang tewas dalam serangan itu bekerja di sebuah rumah sakit di dalam kompleks kementerian tersebut. Penyerbuan tengah hari yang berani itu merupakan serangan tunggal terburuk di Yaman selama 18 bulan ini.
Kelompok Alqaidah memperkuat keberadaan mereka di Yaman tenggara, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011 yang akhirnya melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh.