REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di wilayah perbatasan dan pedalaman masih kekurangan tenaga medis, baik bidan, dokter, dan analis laboratorium.
"Data awal tahun lalu mencatat jumlah penduduk Kaltim berkisar 3,5 juta jiwa. Ini tak sebanding dengan jumlah dokter yang baru sekitar 960-an dibanding minimal yang dibutuhkan sebanyak 1.420 orang. Adapun jumlah bidan di Kaltim hanya sekitar 1.760-an dari 3.550 yang dibutuhkan," kata Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Leliyanti Ilyas, di Samarinda, kemarin.
Memang, pemerintah provinsi mencanangkan program beasiswa kepada putra-putri daerah melaui program Kaltim Cemerlang. Tahun 2009 saja, beasiswa penuh diberikan kepada 407 orang untuk mengikuti pendidikan Diploma III Kesehatan dan hampir seluruhnya telah lulus dan diserahkan ke kabupaten/kota. Tetapi tetap saja jumlah itu belum ideal, katanya.
"Terlebih untuk dokter spesialis. Jumlah dokter spesialis di Kaltim dinilai sangat minim. Daerah ini hanya memiliki 400 dokter spesialis untuk menangani berbagai jenis penyakit," kata Leliyanti.
Dia mengimbau agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim atau dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk mencanangkan suatu program yang mampu meningkatkan pelayanan kesehatan di Kaltim lewat penambahan jumlah tenaga medis.
"Salah satu program yang dimaksud tersebut ialah program penyediaan satu dokter di tiap kecamatan di Kaltim," katanya. Hal tersebut kata Leliyanti, juga sebagai langkah untuk menyikapi kurangnya dokter dan tenaga medis di daerah pedalaman maupun perbatasan Kaltim.
Dengan disediakannya dokter di tiap-tiap kecamatan tersebut, diyakini mampu meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah. Sehingga pelayanan kesehatan tersebut bisa dirasakan secara merata dan menyeluruh oleh masyarakat di Kaltim, katanya.