Ahad 08 Dec 2013 20:17 WIB

'Pemerintah Perlu Pastikan DHE Masuk Indonesia'

Rep: Satya Festiani/ Red: Djibril Muhammad
Dirut Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin
Foto: antara
Dirut Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diharapkan dapat memastikan devisa hasil ekspor (DHE) masuk ke perbankan Indonesia. Saat ini, DHE tidak masuk ke perbankan Indonesia, melainkan disimpan di luar negeri oleh para eksportir. 

Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemerintah perlu memastikan DHE minyak bisa masuk ke perbankan Indonesia.

"Yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah bagaimana memastikan devisa ekspor minyak bisa masuk ke perbankan indonesia bukan keluar semua seperti sekarang," ujar Budi kepada Republika, Ahad (8/12).

Jumlah eksportir pada 2013 tercatat sebesar 11.800. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah eksportir yang melaporkan DHE-nya meningkat dari tahun ke tahun.

Sedangkan, jumlah eksportir yang dikenai penangguhan ekspor menurun. Sampai triwulan III-2013, sebanyak 84 eksportir yang dikenakan penangguhan pelayanan ekspor, lebih sedikit dari triwulan sebelumnya.

Sementara itu, Budi mengatakan kebijakan pemerintah seperti konversi penggunaan solar ke biodisel sebesar 10 persen dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sudah cukup baik. Kebijakan tersebut dinilai akan efektif untuk mengendalikan konsumsi.

Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih, mengatakan kebijakan pemerintah kontraproduktif dengan kebijakan moneter yang dilakukan BI.

"BI fokus pada defisit neraca transaksi berjalan, sedangkan pemerintah masih impor pangan lalu ada kebijakan low cost green car (LCGC)," ujar Lana.

BI telah mengeluarkan kebijakan moneter, salah satunya menaikan BI Rate menjadi 7,5 persen untuk mengatasi defisit transaksi berjalan yang mencapai 3,8 persen dari PDB.

Di sisi lain, pemerintah masih melakukan impor. Padahal ekspor masih lemah karena tertekannya harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

Mengenai DHE, Lana mengatakan masih banyak ekportir Indonesia yang belum melihat pentingnya konversi dolar AS ke rupiah. Untuk menjadi cadangan devisa, DHE tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu ke rupiah.

"Kalau dalam bentuk dolar hanya masuk dalam foreign aset bank. Nah itu bisa ditarik oleh BI lewat foreign exchange swap. Itu salah satu cara tarik simpanan valas bank. Itu hanya valas tidak ada pengaruhnya ke rupiah," ujarnya.

Ia menilai efektivitas DHE terhadap rupiah belum ada karena kebijakannya tidak memaksa eksportir untuk menyimpan dan mengkonversikannya di dalam negeri.

Saat ini hanya pencatatannya saja yang diregulasi agar diketahui jumlah yang keluar sama dengan yang masuk. "Hal itu membuat kita tidak bisa menikmati manfaat DHE," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement