REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Pepatah ini –sepertinya—pas dialamatkan untuk pedagang eks Pasar Projo, Ambarawa yang menghuni pasar darurat di Kelurahan Kupang.
Sebab lokasi darurat --yang menempati eks tanah bengkok Kelurahan Kupang-- ini kebanjiran. Akibatnya, beberapa blok kios dan los berikut barang dagangan mereka ikut terendam air.
Genangan banjir yang diakibatkan oleh luapan air dari sawah --di sekitar lokasi pasar darurat-- mencapai ketinggian 20 hingga 50 centimeter.
Menurut salah seorang pedagang, Supardi (64), genangan air di lokasi pasar darurat terjadi pada Sabtu (7/12) malam. Hal ini dipicu hujan deras yang turun sepanjang siang hingga malam hari.
Hujan deras yang turun mengakibatkan debit air irigasi meningkat tajam. Akibatnya saluran irigasi ini tak mampu menampung air hujan.
Besarnya debit airpun membuat tanggul irigasi jebol di beberapa titik. Dampaknya, sawah yang bersebelahan dengan lokasi pasar darurat pun ikut meluap.
“Luapan air ini selanjutnya masuk ke lingkungan pasar darurat dan merendam kios serta los para pedagang,” jelasnya, Ahad (8/12).
Sejumlah pedagang berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang segera menangani karena kerusakan tersebut. “Kami takut jika hujan lebat akan jebol lagi,” katanya.