REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) yang dilakukan Pertamina bekerja sama dengan PT INTI masih mengalami berbagai hambatan di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hambatan-hambatan tersebut berupa antrean yang terlalu panjang, jam operasi pemasangan RFID yang tidak memadai yang ujung-ujungnya terjadi kekacauan.
“Baru bisa melakukan pemasangan RFID hari ini, dan saya sangat beruntung hari ini,” kata Ahmad Dhani Hendra (32 tahun), salah satu pengendara mobil Ranger yang ingin memasang RFID, Senin, (9/12).
Ahmad menjelaskan, dia sudah tiga kali datang untuk memasang RFID di SPBU terdekat. Namun dia sudah beberapa kali gagal karena antrean yang cukup panjang. Ahmad mengeluhkan petugas yang kurang disiplin. Menurutnya, seharusnya pemasangan RFID harus sesuai jadwal yang telah ditentukan. “Kalau jadwalnya pukul 08.00 sampai 16.00, ya harusnya pukul 08.00 sampai 16.00 WIB,’’ kata Ahmad..
Berdasarkan pantauan Republika di SPBU 31 Cikini Raya, terdapat enam petugas pemasang RFID yang emuanya berusia dibawah 20 tahun. Dua orang mentor bersal dari PT INTI.
Sementara itu, suasana di SPBU 31-10303 Jl. Cikini Raya Kelurahan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat terlihat sepi pengunjung. Tidak ada antrean di lokasi pemasangan RFID. Bahkan di lokasi pemasangan terdapat selembar pemberitahuan yang tertulis 'Registrasi pemasangan RFID akan di buka kembali Rabu, (11/12)'.
Saat di temui, Sekreatris perusahaan PT INTI, Tata Sukarta (47 tahun) menjelaskan, pemasangan hanya bisa dilakukan bagi pengunjung yang sudah registrasi. “Supaya bisa berjalan tertib,” singkatnya.
Tata menambahkan, sejak Jumat (6/12) penutupan registrasi dilakukan di SPBU Cikini dan membuka registrasi kembali pada Rabu (11/12). Ia mengatakan, hal ini dlakukan karena banyaknya jumlah pengunjung yang ingin memasang RFID terlalu besar dibandingkan petugas teknisnya. “Petugas pemasang kewalahan,” ujar Tata.