REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wartawan Antara Fransiska Ninditya, korban yang selamat dalam kasus tabrakan KRL dengan tanki pengangkut BBM di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, mengungkapkan, KRL naas tersebut tidak dilengkapi alat pemecah kaca dan pintu gerbong yang bisa dibuka secara otomatis.
"Di dalam kepanikan tersebut tidak ada alat pemecah kaca, brgitu puLa petugas satpam, sehingga saya memecahkan kaca jendela bagian belakang gerbong KRL dengan menginjak-injak kaca hingga pecah untuk dapat keluar," ujar Fransiska Ninditya di Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Senin.
Ia mengatakan setelah kaca jendela itu dipecahkan dirinya berhasil selamat dan beberapa penumpang lainnya pun menggunakan jendela itu sebagai jalan keluar. "Kaca jendela berhasil dipecahkan dan penumpang lainnya pun ikut keluar melalui jendela itu," ujar dia.
Sebagian penumpang yang berhasil menyelamatkan diri dievakuasi di Masjid At-Taqwa Bintaro oleh warga sekitar.
"Warga sekitar Bintaro Permai mengevakuasi korban selamat di Masjid At-Taqwa Bintaro setengah jam kemudian petugas Polsek Pesanggrahan membantu evakuasi korban," kata dia.
Sementara itu Aiptu Sunarto dari Polsek Pesanggrahan mengatakan kecelakaan KRL KRL Jurusan Serpong-Tanah Abang disebabkan oleh mobil tangki Pertamina yang menerobos persimpangan jalan dan rel pelintasan kereta sekitar pukul 11.29 WIB.
Kecelakaan KRL tersebut menyebabkan sedikitnya 8 orang tewas di lokasi kejadian yang terdiri atas enam perempuan dan dua laki-laki. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Sunyoto di Bintaro, Jakarta Selatan.
Sementara sekitar lima orang penumpang mengalami lukar bakar ringan dibawa Rumah Sakit Sunyoto sedangkan supir dan kenek mobil tangki pertamina mengalami luka bakar berat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.