Senin 09 Dec 2013 19:58 WIB

DKI Kerahkan 25 Unit Damkar Saat Atasi Kebakaran KRL-Truk

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Petugas berusaha memadamkan mobil tangki yang terbakar, setelah ditabrak KRL Commuterline jurusan Serpong-Jakarta di perlintasan kereta di Bintaro Permai, Tangerang Selatan, Senin (9/12). (Republika/Yasin Habibi)
Petugas berusaha memadamkan mobil tangki yang terbakar, setelah ditabrak KRL Commuterline jurusan Serpong-Jakarta di perlintasan kereta di Bintaro Permai, Tangerang Selatan, Senin (9/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta mengerahkan 25 unit mobil pemadam kebakaran di lokasi kecelakaan kereta rel listrik (KRL) dan truk tanki bermuatan premium di Pondok Betung, Jakarta Selatan.

"Selain 25 unit mobil damkar, kami juga mengerahkan sekitar 150 petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berkobar di lokasi kecelakaan KRL dan truk tanki di Pondok Betung, Jakarta Selatan," kata Kepala Bidang Operasi Dinas Damkar dan PB DKI Irwan di Jakarta, Senin (9/12).

Menurut Irwan, peristiwa tabrakan antara KRL dan truk tangki itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB dan api membesar seketika karena truk  tersebut bermuatan bahan bakar premium.

"Jadi setibanya di lokasi, kami langsung bagi-bagi tugas. Sbagian petugas bekerja memadamkan api dengan bom busa, kemudian sebagian lagi berusaha menolong para penumpang keluar dari gerbong KRL itu," ujar Irwan.

Dia menuturkan api baru dapat dipadamkan pada pukul 13.45 WIB. Dia mengakui pemadaman tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama karena pemadaman api dilakukan bersamaan dengan evakuasi korban.

"Kami juga mengalami kesulitan dalam mengevakuasi korban karena posisi gerbong yang sudah setengah terguling. Akhirnya, bagian depan kereta harus digergaji dan dilas agar korban yang terperangkap di dalam gerbong dapat dikeluarkan dengan cepat dan mudah," tutur Irwan.

Selain itu, dia mengungkapkan api juga tidak mudah dipadamkan dengan air karena sumbernya dari bahan bakar premium sehingga pihanya harus menggunakan bom busa untuk memadamkannya.

"Kalau disiram dengan air, apinya justru makin besar. Makanya, harus dipadamkan dengan bom busa. Dari 25 unit mobil damkar di lokasi, ada 15 unit yang membawa bom busa dengan jumlah 40 liter per satu unit mobil," ungkap Irwan.

Peristiwa kecelakaan yang melibatkan KRL jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tanki bermuatan bahan bakar premium milik PT Pertamina itu terjadi pada Senin di Pondok Betung, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada pukul 11.20 WIB.

Para korban dalam kecelakaan tersebut segera dilarikan ke beberapa rumah sakit, diantaranya Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sakit Fatmawati dan Rumah Sakit Dokter Suyoto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement