Senin 09 Dec 2013 22:51 WIB

Erick Thohir: Film Soekarno untuk Ingatkan Generasi Muda

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
TB Simatupang (kiri) bersama Presiden Soekarno.
Foto: wikipedia.org
TB Simatupang (kiri) bersama Presiden Soekarno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah" atau disingkat "Jas Merah" menjadi jargon tokoh proklamator Republik Indonesia, Soekarno yang melekat kuat dalam catatan sejarah bangsa ini.

Bung Karno, sebagai seorang visioner sadar bahwa sejarah bangsa bukanlah sejarah masa lalu. Sejarah adalah miles stone yang menjadi ukuran kemajuan suatu bangsa.

Film Soekarno mencoba mengingatkan kembali sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang tak mudah diraih oleh para pendahulunya.

Perjuangan Bung Karno yang penuh dinamika untuk melepaskan jeratan rakyat Indonesia dari penjajah diceritakan kembali dalam film ini. Sebagai founding father dan peletak dasar berdirinya bangsa sudah selayaknya nama Bung Karno dicatat dengan tinta emas dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno digambarkan sebagai sosok yang kompleksitas sebagai manusia dan memiliki visi ke depan. Produser Film Soekarno, Erick Thohir mengatakan selama ini generasi muda Indonesia lebih condong kepada tokoh-tokoh besar dari dunia barat yang sudah banyak dibuat menjadi film.

Sedangkan, Indonesia memiliki figur Soekarno sebagai bapak bangsa yang patut dijadikan panutan bagi generasi muda. 

"Ini untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda bahwa Indonesia memiliki tokoh besar seperti Soekarno yang bisa dijadikan sebagai panutan dan menumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa generasi muda," ujar Erick, Senin (9/12).

Sejumlah tokoh politik hadir untuk menyaksikan pemutaran perdana film Soekarno sebelum di launching ke bioskop pada 11 Desember mendatang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai film ini sangat bagus untuk mendongkrak kembali rasa nasionalisme bangsa yang perlahan sudah memudar. 

Nilai-nilai pancasila yang telah dibentuk oleh Soekarno juga seolah sudah mulai dilupakan oleh generasi muda Indonesia. Menurut politisi PDI-P tersebut, film ini tidak mengandung unsur politis dan memihak siapapun. Baginya, Soekarno adalah milik seluruh rakyat Indonesia.

"Melalui film ini, saya berharap bisa menginspirasi generasi muda untuk terus mengobarkan semangat nasionalisme," ujar Ganjar. 

Film ini tak hanya menceritakan perjuangan Soekarno dalam merebut kemerdekaan dari penjajah kolonial Belanda dan Jepang. Namun juga menceritakan kehidupan Soekarno semasa kecil.

Sejak lahir dia diberi nama Kusno oleh kedua orang tuanya, namun karena sering sakit-sakitan ayahnya mengganti nama Kusno dengan Soekarno. Nama Soekarno dipilih dari seorang tokoh pewayangan Adipati Karno yang digambarkan sebagai seorang kesatria kuat. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement