REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan mengatakan, faktor manusia menjadi salah satu hal yang akan jadi perhatian jika terpilih menjadi presiden kelak. Karena, faktor sumber daya manusia selama ini sering terlupakan. "Bicara soal infrastruktur penopang manusia, tapi manusia itu sendiri sering tidak dibicarakan," ujar dia di Jakarta, Senin (9/12).
Anies mengatakan, Indonesia berada di urutan keempat di dunia untuk jumlah penduduk. Namun secara kualitas, menempati peringkat ke-124. Karenanya, pendidikan jadi salah satu yang mendapat sorotan Anies.
Menurutnya, sekitar 53 persen rakyat Indonesia berpendidikan SD ke bawah. Hanya sembilan persen yang mengenyam pendidikan tinggi.
Melihat kondisi tersebut, sulit untuk berharap adanya kemajuan. Selama ini, menurut dia, kondisi yang ada memang menciptakan masyarakat Indonesia untuk berpendidikan rendah. Ada sekitar 168 ribu SD di Indonesia. Sementara jumlah SMP hanya 39 ribu dan SMA sekitar 26 ribu.
Setiap tahun, ujarnya, ada sekitar 5,6 juta orang yang masuk SD. Namun saat masuk ke tingkat SMP hanya sekitar 2,3 juta. Artinya, telah 'hilang' 3,3 juta orang per tahun. "Saya tidak akan biarkan ini berjalan terus," kata Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Sebagai aktivis sosial dan pendidikan, Anies mengaku sudah melihat kondisi yang terjadi di lapangan. Termasuk banyaknya ketimpangan yang terjadi. Ia pun mengaku telah berusaha berjuang untuk melakukan perubahan. Namun, ia ingin melebarkan gerakan itu ketika masuk ke dalam roda pemerintahan.
Jika jadi presiden, Anies ingin memastikan anak Indonesia di mana pun mendapat kesempatan yang sama. Karena negara sudah memberikan janji untuk melindungi, mencerdaskan, menyejahterakan, dan menjadikan rakyat sebagai bagian dari dunia. "Saya berencana dan berjanji akan ikut melunasi janji kemerdekaan itu," kata dia.
Dengan mengusung jargon 'turun tangan', ia ingin lebih melibatkan diri untuk memberikan perubahan. Ia berharap masyarakat pun memberikan kesempatan bagi dia. "Ini bukan rute datar, tapi rute mendaki. Tapi saya pilih," kata dia.
Anies mengatakan jalan untuk menjadi pemimpin tidak mudah. Ia pun teringat pesan istrinya ketika memutuskan untuk mengikuti konvensi.
"Dia bilang, Anies yang kita punya ini hanya nama baik. Keluarga kami dari awal republik ini berdiri, sudah berada di sini. Sama-sama. Kami tidak berencana untuk mengkhianati nama itu sama sekali," kata dia.