Selasa 10 Dec 2013 12:13 WIB

Raja Thailand Setujui Pemilu Dipercepat 2 Februari 2014

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.
Foto: AP PHOTO
Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Raja Thailand Bhumibol Adulyadej pada Senin (9/12) menyetujui pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat dan penyelenggaraan pemilihan umum berikutnya yang dijadwalkan maju lebih awal yakni 2 Februari 2014, kata Royal Gazette.

Perdana Menteri sementara Yingluck Shinawatra kemungkinan akan mencalonkan lagi untuk masa jabatan yang kedua.

Para anggota senior mantan partai berkuasa Thailand, Pheu Thai telah sepakat mengusung Yingluck Shinawatra sebagai kandidat teratas dalam pemilihan umum mendatang, kata laporan media lokal.

Kesepakatan itu dicapai pada pertemuan partai Senin setelah Yingluck mengumumkan pembubaran DPR pada paginya, kata juru bicara partai Prompong Nopparit seperti dikutip oleh Bangkok Post.

Yingluck akan dinominasikan untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri lagi karena dia telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam masa jabatannya saat ini, kata Prompong.

Yingluck telah membuat keputusan untuk kepentingan demokrasi dan rakyat, menurut Prompong.

Pencalonan Yingluck akan secara resmi dikonfirmasi pada pertemuan partai pada Rabu, kata Prompong. Dia menambahkan bahwa daftar calon pemilihan konstituen partai akan diselesaikan selama pekan depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement