REPUBLIKA.CO.ID, KRAMAT JATI -- Setelah melakukan proses identifikasi, lima korban kecelakaan dapat dipulangkan hari ini. Hal ini diutarakan langsung oleh Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan, Brigjen (pol) Arthur Tampi.
"Kami sudah melakukan pengidentifikasian melalui standar DVI. Semua data sudah jelas. Jenazah dipulangkan hari ini," ungkap Arthur dalam konferensi pers yang digelar di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (10/12).
Dari lima korban kecelakaan kereta api, mereka sudah dinyatakan teridentivikasi sesuai standar DVI internasional. Menurutnya. Sesuai dengan disaster victim identification (DVI) guide line, proses indentifikasi telah dilakukan berdasarkan data primer dan skunder.
Arthur mengatakan, untuk data primer, ada tiga hal yang dilakukan. Pertama adalah sidik jari. Kedua, data medis gigi. Selanjutnya pemeriksaan DNA.
Selanjutnya, data sekunder atau data-data medis turut diperiksa. Hal yang dilihat adalah ciri fisik secara khusus serta properti yang digunakan. "Kita melihat dari pakaian, sepatu, dan alat lain yang digunakan," ungkapnya.
Dari data primer maupun sekunder yang ada, sudah teridentifikasi bahwa kelima korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Suroyo (51 tahun), keluarga dari Darman, salah satu korban tewas, menyatakan rasa terima kasih kepada pihak rumah sakit dan polisi yang telah melaksanakan uji identifikasi ini. "Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak rumah sakit dan polisi yang telah membantu proses ini," ungkap Suroyo.
Pihaknya meminta agar pihak rumah sakit bisa mengurus jenazah Darman secara Islami, mulai memandikan, mengkafani, hingga menguburkannya. Dia pun meminta agar pihak PT KAI bisa memfasilitasi agar jenazah dapat sampai kampung halaman secepatnya.
Arthur memastikan tidak ada biaya sepeserpun yang diambil dari proses ini. "Saya menegaskan tidak ada biaya dalam proses identifikasi jenazah sampai selesai. Semoga tidak ada pihak yang memanfaatkan tragedi ini," katanya.