REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa hasil survei penjualan eceran (SPE) BI pada Oktober 2013 mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah mengatakan hal tersebut tercermin pada meningkatnya pertumbuhan bulanan indeks penjualan riil (IPR) menjadi 0,3 persen (mtm) dari bulan sebelumnya sebesar -7,4 persen (mtm).
"Sejalan dengan itu, pertumbuhan tahunan indeks penjualan riil naik menjadi 12,8 persen (yoy), dibandingkan bulan sebelumnya 12,3 persen (yoy)," ujar Difi di Jakarta, Selasa (10/12).
Difi menuturkan, kenaikan penjualan tersebut dialami oleh seluruh kelompok barang, kecuali kelompok suku cadang dan aksesoris. Hasil survei memperkirakan peningkatan konsumsi masih berlanjut pada November 2013. Indeks penjualan riil diprakirakan tumbuh 11,3 persen (yoy).
Menghadapi pemilu 2014, penjualan eceran enam bulan mendatang (April 2014) akan kembali meningkat setelah mengalami penurunan di Januari 2014 menjelang berakhirnya Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. "Survei juga mengindikasikan masih besarnya tekanan kenaikan harga dari sisi pedagang pada tiga bulan dan enam bulan ke depan," kata Difi.
T
ekanan kenaikan harga tiga bulan ke depan (Januari 2014) masih cukup tinggi yang ditengarai merupakan dampak dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan tingginya curah hujan pada awal tahun yang berpotensi mengganggu kelancaran distribusi barang.