REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 1.000 siswa Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta, Klaten, Cilacap, dan Lampung mendapat bantuan kacamata gratis dari PT Sidomuncul.
Penyerahan bantuan ini dilakukan pada Bakti Sosial Sidomuncul bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UGM, RS Dr Sardjito, dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Yogyakarta di Pendopo Taman Siswa, Yogyakarta, Selasa (10/12).
Dijelaskan Kepala Humas PT Sidomuncul, Nanik Rahayuningsih, untuk Yogyakarta, bantuan diberikan kepada siswa SD Tamansiswa Jetis dan SD Terban. Sedang di Cilacap diberikan kepada siswa SD Al Irsyad.
Lebih lanjut Nanik mengatakan sebelum penyerahan bantuan kacamata, dilakukan pemeriksaan terhadap para siswa.
Menurut pengalamannya di beberapa sekolah dasar yang telah dilakukan pemeriksa mata, sekolah di perkotaan banyak siswa yang menderita gangguan penglihatan. "Siswa perkotaan bisa sampai 10-20 persen," kata Nanik.
Sedang siswa yang berada di wilayah yang memiliki tanaman hijau lebih sedikit yang menderita gangguan penglihatan. "Kalau siswa di pedesaan paling-paling 5 persen," kata Nanik sambil menambahkan bantuan ini diutamakan bagi keluarga miskin.
Menurut Ketua Perdami Yogyakarta Siti Sundari, adanya kemajuan teknologi banyak memicu gangguan penglihatan. Di antaranya, handphone, play station, dan membaca sambil tiduran.
Sementara Direktur Utama PT Sidomuncul Irwan Hidayat, mengatakan pemberian kacamata gratis ini dimaksudkan untuk menyadarkan masyarakat agar memberikan perhatian kepada kesehatan mata anak-anaknya.
"Saya kira banyak orang tua yang mampu membeli kacamata. Namun kesadaran para orangtua untuk memeriksakan kesehatan mata anak secara rutin yang perlu ditumbuhkan," kata Irwan kepada wartawan.
Mendeteksi kesehatan mata, lanjut Irwan, secara dini sangat penting. Sehingga dapat ditangani secara optimal. Selanjutnya, anak-anak tidak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
"Iklim di Indonesia tropis, sehingga orang mudah terkena penyakit gangguan penglihatan seperti katarak," kata Irwan.