REPUBLIKA.CO.ID, SOWETO, AFRIKA SELATAN -- Pemandangan tak biasa terjadi di Afrika Selatan. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada Selasa (10/12) berjabat tangan dengan Raul Castro, pemimpin Kuba, musuh bebuyutan terlama AS versi perang dingin dalam acara pemakaman Nelson Mandela di Soweto, Afsel.
Obama yang terlebih dahulu menawarkan tangannya untuk jabat tangan sebelum naik ke atas podium memberikan pidato dalam acara tersebut. Sikap itu menurut pejabat AS adalah pertanda baru kesediaannya untuk merangkul 'musuh' AS
Jabat tangan itu juga disaksikan oleh jutaan orang di dunia yang ikut menyaksikan siaran langsung acara pemakaman Mandela.
Aksi jabat tangan itu muncul saat Obama bertekad mencoba bersikap baik demi merangkul siapa saja bahkan musuh tersulit AS sekalipun.
Pada September lalu Obama berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, sebuah gestur pertama yang dilakukan orang nomor satu AS sejak revolusi 1979 mengubah Iran menjadi republik Islam.
Musuh Perang Dingin abadi, Kuba dan AS selama setengah abad terakhir hanya membangun hubungan terbatas, terlebih ketika Kuba dikuasai saudara Raul, Fidel Castro.
Washington selama 50 tahun pula menerapkan embargo perdagangan dengan Kuba, dan apa pun kabar dari negara komunis itu selalu mendapat tanggapan pahit dari politik dalam negeri AS.