REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para pejabat senior kemanusiaan PBB telah mengeluarkan seruan baru untuk dilindunginya instalasi medis dan akses aman ke sumber obat, vaksin, serta bantuan penting lain kemanusiaan di Suriah, kata seorang juru bicara PBB, Senin (9/12).
Para pejabat kemanusiaan PBB, di dalam satu pernyataan bersama yang dikeluarkan pekan lalu, dengan keras mengutuk serangan terhadap instalasi kesehatan dan instalasi-sipil lain di Suriah serta menyuarakan keprihatinan tentang dampak serius bagi pasien, personel kesehatan dan ketentuan pasokan medis penting, kata Juru Bicara PBB, Martin Nesirky, di dalam pernyataan yang dilansir Xinhua, Selasa (10/12).
"Demi kepentingan kedua pihak dalam konflik itu dan semua rakyat Suriah lah untuk melestarikan sikat netral dan fungsionalitas prasarana kesehatan," kata Koordinator Bantuan Darurat PBB Valerie Amos, pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia PBB Margaret Chan, dan Direktur Eksekutif Badan Anak PBB Anthony Lake di dalam satu pernyataan.
Kerusuhan yang berkecamuk terus menimbulkan kerusakan mendasar pada instalasi kesehatan di seluruh negeri tersebut. Lebih dari 60 persen rumah sakit umum tak berfungsi di Suriah dan jumlah yang sama ambulans dicuri atau dirusak, demikian jumlah PBB.
"Pada saat rumah sakit kelebihan pasien, penting bahwa semua instalasi ini dilindungi dan staf medis diperkenankan menyediakan perawatan kebidanan, operasi dan medis darurat buat pasien tanpa resiko apa pun," katanya.
Saat memperingatkan serangan terhadap instalasi kesehatan dapat dipandang sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum internasional, mereka menyerukan upaya bersama guna menarik perhatian bagi perbuatan tidak manusiawi itu dan melindungi rakyat yang tak berdosa.
Kendati adanya ketidakamanan dan tantangan akses serius, PBB dan semua mitranya telah membantu memberi vaksin campak dan polio buat lebih dari 3,3 juta anak selama beberapa pekan belakangan, demikian data PBB.