Rabu 11 Dec 2013 14:08 WIB

Lembaga Zakat Fokus Ketahanan Pangan

Rep: c20/ Red: Damanhuri Zuhri
Kantor Lembaga Zakat PKPU di Jakarta.
Foto: Dok Republika
Kantor Lembaga Zakat PKPU di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga zakat memiliki garapan baru pada 2014. Mereka akan mencoba memberdayakan zakat untuk mewujudkan ketahanan pangan. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) mencanangkan 2014 sebagai tahun perbaikan nutrisi bangsa.

Mereka mengusung tema Go Creation for Nation. Selain program reguler pemberdayaan mustahik melalui pemberian zakat dan bantuan usaha dari zakat, PKPU juga akan fokus pada isu tersebut. Ini bergerak di sektor ekonomi dan kesehatan.

Direktur Utama PKPU Agung Notowiguno menuturkan, fokus perbaikan nutrisi bangsa ini diambil setelah melihat kondisi masyarakat. “Masih banyak ditemui kasus kekurangan gizi dan gizi buruk pada anak,” katanya, Senin (9/12).

Ia menambahkan, program pemberdayaan ekonomi mustahik tahun depan juga akan dipusatkan pada peternak ikan, kambing, dan unggas. Dengan dukungan ke sana, diharapkan akan ada perbaikan asupan nutrisi keluarga mereka langsung maupun tidak langsung.

Pelibatan berbagai pihak selain muzaki juga menjadi strategi PKPU menyukseskan isu besar yang mereka bawa. Muzaki instansi, terutama pabrik makanan dan susu diharapkan dapat berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan PKPU tahun depan.

PKPU menargetkan, jumlah dana zakat yang terkumpul dapat mencapai Rp 160 miliar dan total 85 ribu donatur. Dana itu kelak disalurkan kepada 764 ribu mustahik.

Sebanyak 77 ribu di antaranya merupakan penerima manfaat quality of life untuk mendorong usaha produktif. Sisanya, untuk penerima bantuan donasi.

Dompet Dhuafa (DD) berencana melakukan langkah sejenis. Dari empat program, pengembangan ekonomi mustahik di bidang pertanian dan peternakan termasuk salah satu yang difokuskan pada 2014.

Direktur Eksekutif DD Ahmad Juwaini mengatakan, dukungan terhadap mustahik pertanian dan peternakan akan membantu perbaikan ketahanan pangan masyarakat. Dompet Dhuafa menyebutnya dengan program Indonesia Berdaya.

Dalam pengembangan komunitas, DD akan membagikan bibit tanaman kepada komunitas pencinta lingkungan. Sedangkan, program pendidikan lembaga ini akan membantu terciptanya sarana pendidikan murah dan berkualitas.

Di lini kesehatan, layanan kesehatan cuma-cuma (LKC) masih menjadi fokus perhatian. Klinik LKC akan dibuat di setiap provinsi. “Tahun depan, target kami 10 LKC di 10 provinsi dan pada 2018 kami upayakan LKC sudah ada di semua provinsi,” kata Juwaini.

Program Desa Gemilang masih menjadi unggulan lembaga zakat Al-Azhar Peduli Ummat. Sejauh ini, mereka sudah membina 30 desa di 10 provinsi. Desa yang digarap dalam program itu akan dibantu penataan ekonomi, pendidikan, dan kesehatannya.

Direktur Al Azhar Peduli Ummat Harry Rachmad mencotohkan salah satu desa gemilang di Muara Enim Sumatra Selatan. Perbaikan desa dilakukan melalui perbaikan infrastruktur dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikrihidro untuk 124 rumah.

Sejak adanya liskrik, warga desa yang mayoritas petani kopi dibina untuk mulai memanfaatkan teknologi pengeringan dan pengupasan biji kopi. Dengan demikian, ekonomi warga menjadi lebih hidup. Di sana, juga dibangun saung ilmu pengetahuan.

Warga bisa mengakses informasi yang berkaitan dengan usaha mereka. Ia berharap, ke depan setidaknya satu desa di tiap provinsi bisa menjadi binaan program desa gemilang. Harry menuturkan, tahun depan lembaganya menargetkan peningkatan 10 ribu muzaki baru.

Sekarang sudah ada 15 ribu muzaki. Sedangkan, target pengumpulan zakat diharapkan mencapai Rp 35 miliar hingga Rp 40 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement