REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mempertemukan suara partai-partai Islam atau yang berbasis masa Islam masih menjadi pekerjaan rumah besar, bila ingin mempersatukan suara umat Islam. Namun menurut Pengamat Politik Fachry Ali, Partai Islam dan yang berbasis massa Islam untuk saat ini telah kehilangan figur pemimpin yang merakyat.
"Sekarang kita lihat apakah ada figur pemimpin yang ideal dari partai Islam, saya rasa belum ada," ujarnya kepada Republika dalam Dialog Nasional 'Bekerja dan Bekerjasama untuk Islam dalam Memenangkan Kepemimpinan Nasional 2014, Rabu (11/12).
Menurut dia, ini PR partai Islam yang sampai saat ini masih belum bisa memunculkan karakter pemimpin yang jujur, mau bekerja, tidak elitis dan dekat dengan rakyat. Ia mengingatkan, sebenarnya rakyat dan umat Islam saat ini pilihannya lebih sederhana terhadap syarat pemimpin Islam.
Hal itu, karena rakyat telah mengambil pelajaran, dikala beberapa partai Islam tidak bisa mengemban amanah agama dan melanggar moral politik. Kasus-kasus yang terjadi di pimpinan parpol Islam, efeknya sangat berbahaya sekali. Akibatnya masyarakat menilai partai yang membawa agama, gagal merepresentasikan Islam.
Akhirnya, kata dia, rakyat terutama umat Islam saat ini berpikir pemimpin ideal itu, tidak harus dari partai Islam. Selama dia beragama Islam, lalu berkata jujur, tidak sok elitis dan terlihat sangat merakyat.
"Itu yang akan mereka pilih. Sayangnya model itu hingga saat ini belum ada di partai Islam." Maka sangat tidak heran, sosok jokowi sangat populer di masyarakat. Terlebih ia masih dianggap merepresentasikan masih dilihat sebagai org Islam, jadi bukan partainya.