REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mainan di Jepang mulai fokus pada target pasar baru, yakni perempuan usia 20 hingga 30-an. Ini menyusul menurunnya jumlah anak-anak di negeri Sakura tersebut.
Umumnya mainan berupa action figure untuk orang dewasa dikhususkan bagi para pria. Kini, perusahaan mainan melihat peluang bisnis baru dengan menyasar perempuan muda yang mapan.
Perusahaan mainan dan video game Bandai mengumumkan rencana peluncuran super alloy Hello Kitty pada Juni 2014. Boneka figure setinggi 10,5 cm itu memiliki 10 persendian. Sehingga leher, tangan, kaki, dan beberapa bagian lain boneka itu dapat digerakkan.
Tersedia pula fitur rocket punch yang biasanya terdapat di boneka robot. Pimpinan Bandai Kazunori Ueno memprediksi mainan seperti itu akan semakin populer di kalangan perempuan muda.
"Ini akan jadi awal dari pasar baru dengan target perempuan," kata dia seperti dikutip dari Asahi Shimbun.
September, produsen mainan Tomy menambahkan model Yae no Sakura dalam koleksi boneka populer Rika-chan.
Data statistik dari Yano Research Institute menunjukkan pasar mainan di Jepang, termasuk video game, menempati angka tertinggi yaitu 888,2 miliar yen pada tahun fiskal 2007. Namun menurun menjadi 700 miliar yen pada tahun fiskal 2012.
Namun, pasar mainan untuk orang dewasa tetap stabil selama beberapa tahun belakangan dengan kisaran 86 miliar yen per tahun.