Rabu 11 Dec 2013 19:49 WIB

Gubernur Siap Keluarkan SK Waspada Bencana

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Ahmad Heryawan
Foto: Antara/Agus Bebeng
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menetapkan status waspada bencana di musim penguhujan tahun ini. Pemprov Jabar, sudah melakukan antisipasi guna meminimialisir banyaknya bencana akibat hujan deras disertai angin kencang.

Bahkan, menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Pemprov Jabar, siap mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk mewaspadai bencana di musim penghujan ini. SK tersebut, segera disebarkan ke seluruh Pemerintah Kota/ Kabupaten untuk ditaati.

"Oh iyah ada (SK). Tahun depan lah kita laksanakan. Sekarang kami sedang dicanangkan SK-nya," ujar Heryawan kepada wartawan di Gedung Pusdai, Rabu (11/12).

SK tersebut, kata Heryawan, akan diedarkan ke setiap kabupaten/ kota. Oleh sebab itu, Heryawan meminta seluruh pihak siap dalam mewaspadai bencana. Kalau dari sisi logisitik sendiri, itu sudah siap.

"Namun, kami semua tentu berharap tidak ada musibah bencana alam atau kalaupun ada berkurang. Dan tidak ada korban manusia, itu yang kami inginkan," katanya.

Dikatakan Heryawan, Pemprov Jabar, menyediakan anggaran sekitar Rp75 miliar untuk menanggulangi bencana alam. Anggaran tersebut, diprediksi mulai terkuras di musim penghujan. Sebab, sekarang Jabar sudah menetapkan status waspada bencana.

"Rata-rata setiap tahun itu anggaran tak terduga untuk bencana alam itu sekitar Rp75 miliar," katanya.

Kendati anggaran yang disediakan cukup besar, menurut Heryawan, anggaran tersebut tidak pernah habis terpakai. Setiap tahunnya, dana yang terserap untuk bencana alam ini sekitar Rp20-25 miliar.

"Pokoknya kami sediakan 75 miliar, supaya tidak ada persoalan. Terlebih kan logistik seperti mie instan, air mineral, makanan kaleng dan lain-lain itu sudah siap dan tersedia," kata Heryawan.

Heryawan menuturkan, menuturkan daerah di Jabar yang harus diawapadai memasuki musim penghukan adalah wilayah Jabar tengah dan Selatan. Jadi, kalau musim penghujan seperti ini kawasan Jabar Utara mungkin dilanda banjir seperti Indramayu Karawang.

"Tapi kalau daerah jabar tengah dan selatan seperti  Cianjur, Sukabumi, Tasik dan Garut itu banjir dan longsor sekaligus," kata Heryawan.

Heryawan mengatakan, alasan kenapa beberapa wilayah di Jabar sering dilanda bencana, karena Jabar mempunyai lahan yang gembur sehingga kontur tanah mudah bergeser dan mengakibatkan bencana alam.

"Tentu ini karena lahan di Jawa Barat itu gembur atau mudah longsor," kata Heryawan.

Selain itu, kata Heryawan, Pemerintah juga berusaha untuk menyediakan tempat evakuasi yang aman agar tidak terkena dampak dari bencana banjir dan longsor. Setiap daerah, harus waspada dan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa saat ini kemungkinan terjadi bencana alam sangat tinggi.

"Masyarakat perlu disadarkan ada sosialisasi dan ada penyadaran ke masyarakat untuk mengevakuasi diri

ke wilayah aman jika terjadi bencana alam," katanya.

Heryawan menambahkan, kewaspadaan tersebut dilakukan dari pemerintah, petugas hingga ke masyarakatnya. Pihaknya juga sudah menyiagakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). "Iya sudah (disiagakan -red)  seperti dinsos, dinkes, BPBD tentunya tiga instasi itu  sudah harus siaga," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement