Kamis 12 Dec 2013 08:35 WIB

Nilai Kepahlawanan di Film 'Pahlawan Tak Pernah Mati'

Peluncuran film 'Pahlawan Tak Pernah Mati'
Foto: ist
Peluncuran film 'Pahlawan Tak Pernah Mati'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai upaya menyegarkan dan mengkomunikasikan kembali ingatan bersama tentang perjuangan bangsa di masyarakat Indonesia, khususnya di generasi muda dan pelajar, pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghadirkan film berjudul "Pahlawan Tak Pernah Mati". Film ini berlatar tentang peristiwa 10 November 1945.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Caturwati mengatakan, semangat kepahlawanan perlu dikembangkan dan dikomunikasikan agar semangat dan nilai tersebut tetap lestari dalam perwujudan yang sesuai dengan konteks perkembangan generasi dan jaman.

"Dalam pemahaman yang lebih luas, pelestarian nilai dan semangat kepahlawanan tersebut sangat sejalan dengan upaya kita untuk mengedepankan dan membangun berbagai aspek positif dari nilai budaya, kearifan lokal dan karakter bangsa," ujar Endang dalam peluncuran film tersebut, Rabu (11/12) siang, di Jakarta.

Pemilihan peristiwa 10 November 1945 sebagai latar belakang cerita didasarkan bahwa pada peristiwa penting itu rakyat Surabaya bersatu melawan penjajah dengan mengorbankan jiwa dan raganya tanpa pamrih. Tanpa menunggu komando atau arahan dari pemerintah pusat, masyarakat lokal bergerak untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Dalam pemahaman yang lebih luas, pelestarinan nilai dan semangat kepahlawanan tersebut sangat sejalan dengan upaya kita untuk mengedepankan dan membangun berbagai aspek positif dan nilai budaya, kearifan lokal dan karakter bangsa," ujar Endang.

Pahlawan Tak Pernah Mati bercerita tentang Yasmin (Olga Lidya), pemilik stasiun radio swasta yang tengah dihadapkan kenyataan untuk menjual radio tersebut atau menjualnya pada investor yang berminat. Ia juga bimbang apakah radionya perlu mengangkat tema khusus untuk peringatan Hari Pahlawan 10 November atau tidak.

Di tengah kebingunganya, Yasmin bertemu Asvi (Erwin Cortez), seorang pecinta sejarah yang kemudian mempertemukannya padea Haryono (Didi Petet). Haryono adalah orang yang membantu Sudargo mengambol alih pemancar radio milik Jepang untuk dijadikan radio pemberontakan.

Dari situ semangat Yasmin menggelora dan memutuskan untuk menelusuri sejarah dan melakukan riset untuk mendapat gambaran tentang peristiwa 10 November 1945. Dalam riset itu ia menemukan berbagai fakta sejarah yang saling berkaitan dalam memerdekakan Indonesia. Mulai dari Resolusi Jihad yang mempersatukan rakyat Jawa Timur, Polisi Republik yang melucuti pasukan Jepang, peranan kaum perempuan di sektor dapur umum dan palang merah, juga tentang pidato Bung Tomo yang membakar semangat para pejuang.

"Semoga film ini dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya arti pahlawan dan kepahlawanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Endang.

"Secara khusus, semoga film ini dapat menjadi media yang mampu mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut pada generasi muda sehingga bangsa kita dapat tumbuh dengan masyarakatnya yang memiliki jiwa dan semangat kepahlawanan," tambah Endang.

Film Pahlawan Tak Pernah Mati akan tayang pada Sabtu 14 Desember 2013 pukul 20.00 WIB di TVRI.

   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement