REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat telah menghentikan semua bantuan tak-mematikan kepada oposisi di Suriah utara setelah gerilyawan merebut pangkalan utama dan gudang milik Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Barat, kata seorang pejabat AS Rabu.
"Kami telah melihat laporan-laporan bahwa pasukan Front Islam telah merebut markas besar Atmeh dan gudang milik Dewan Agung Militer (SMC), untuk itu kami jelas prihatin," kata TJ Grubisha, juru bicara kedutaan AS di Ankara kepada AFP.
"Karena situasi saat ini, Amerika Serikat telah menghentikan pengiriman bantuan tak- mematikan ke Suriah utara," katanya.
Front Islam, pasukan gerilyawan Islam terbesar di Suriah, merebut depot milik FSA dekat perbatasan penyeberangan Bab el-Hawa dengan Turki pada Sabtu.
Kelompok ini juga mengambil kendali penyeberangan itu sendiri pada Selasa, kata Suriah Observatory for Human Rights (SOHR), satu kelompok pemantau.
Bantuan non-mematikan yang diberikan kepada pemberontak oleh Washington sudah termasuk kendaraan lapis baja, kacamata malam, laptop dan peralatan komunikasi canggih.
Grubisha mengatakan keputusan AS untuk membekukan bantuan tersebut tidak akan berdampak pada bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh badan internasional dan organisasi non-pemerintah termasuk PBB.
"Kami sedang mengumpulkan fakta-fakta dan konsultasi dengan teman-teman dari oposisi Suriah mengenai langkah selanjutnya dalam mendukung rakyat Suriah," kata Grubisha.
"Kami bekerja sama dengan Jenderal Idriss dan staf SMC untuk mencatat status peralatan dan persediaan AS yang disediakan untuk SMC," tambahnya, mengacu pada Dewan Militer Agung FSA yang dipimpin oleh Selim Idriss .
Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan berita-berita bahwa "markas dan gudang milik SMC telah diambil alih itu tentunya sesuatu yang memprihatinkan."
Dukungan AS terhadap Idriss tetap kuat, katanya menekankan, dan meskipun itu belum jelas kapan pengiriman akan dilanjutkan, "itu menjadi kepentingan kita dan kepentingan masyarakat internasional untuk ... dan akan memberikan bantuan melalui daerah ini secepat kami bisa."