REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Chosimin dan Mujiono, sopir dan kenek mobil tangki Pertamina yang terlibat kecelakaan dengan kereta rel listrik (KRL) belum bisa diajak banyak bicara, kata Kepala Manajemen Bisnis Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dr Indra Maulana.
"Mereka sudah bisa berkomunikasi dengan baik. Namun, belum bisa diajak bicara banyak karena dikhawatirkan timbul infeksi di saluran pernafasannya," kata dr Indra di Jakarta, Kamis.
Indra mengatakan pasien dengan luka bakar serius dikhawatirkan mengalami infeksi inhalasi apabila bicara terlalu banyak.
Karena itu, perawat dan dokter juga hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar saja yang bisa dijawab dengan "ya-tidak" atau gerakan kepala saja.
"Dari penyidik sebelumnya juga sudah menemui, tetapi hanya sebatas identifikasi saja apakah benar mereka sopir dan kenek mobil tangki," tuturnya.
Meskipun belum bisa banyak bicara, tetapi Indra mengatakan kondisi Chosimin dan Mujiono cukup stabil dan tidak ada hal-hal yang membahayakan jiwa mereka.
Dalam tabrakan antara mobil tangki dengan KRL itu, Chosimin mengalami luka bakar 10 persen di bagian wajah. Sedangkan Mujiono juga mengalami luka bakar di wajah, tetapi lebih parah yaitu 25 persen.
Sebelumnya, terjadi kecelakaan antara KRL Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan mobil tangki Pertamina di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro pada Senin (9/12) pukul 11.25 WIB.
Penyebab kecelakaan itu saat ini masih diselidiki. Hingga berita ini dilaporkan, sudah ada tujuh korban yang meninggal dunia, yaitu Darmah Prasetyo (25) masinis, Agus Suroto (24) asisten masinis, Sopyan Hadi (20), Elrisa Maghfirah (16), Rosa Elizabeth (73), Bety Ariani (56) dan Natali (23).