REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengalokasikan bantuan sebesar Rp 5 miliar kepada petani di Klaten, Jawa Tengah untuk mengantisipasi serangan hama tikus yang menyebabkan gagal panen padi dalam dua tahun terakhir.
Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Abdul Majid di Jakarta, Kamis (12/12) menyatakan, bantuan senilai Rp 5 miliar tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk pengadaan fiber yang kemudian dipasang sepanjang tanaman padi.
"Klaten yang merupakan salah satu lumbung padi nasional sudah lima kali musim tanam mengalami gagal panen akibat serangan tikus. Oleh karena itu kami akan lakukan antisipasi dengan teknik 'fiberisasi' pada areal tanaman padi," ucapnya.
Abdul Majid menyatakan, teknologi fiberisasi atau pemasangan fiber tersebut diadopsi dari uji coba yang dilakukan petani Sumatera Selatan saat menghadapi serangan tikus dan ternyata berhasil.
Menurut dia, gerakan fiberisasi areal tanaman padi di Klaten tersebut rencananya akan dilakukan pada 23 Desember 2013, bersamaan dengan pengkukuhan Brigade Olah Tanam Serempak Oleh Menteri Pertanian serta Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Areal persawahan di Klaten yang terserang hama tikus dan mengalami gagal panen, tambahnya, tersebar di lima wilayah kecamatan yakni Karanganom, Polanharjo, Juwiring, Delanggu dan Wonosari dengan luas keseluruhan sekitar 200 hektare.
"Uji coba pemasangan fiber tersebut sudah dilakukan dengan dana Rp 300 juta dan menunjukkan hasil yang bagus. Dua kelompok tani di kecamatan Polanharjo dan Karanganom sudah bisa panen," ungkapnya.