REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Upaya lanjutan pembongkaran vila-vila tak berizin di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, mendapat perlawanan dari kelompok massa yang mengatasnamakan para penjaga vila. Mereka menghujani petugas eksekutor yang terdiri dari Satpol PP, Polisi, dan TNI dengan batu dan molotov.
Satu orang petugas Satpol PP cedera terkena lempara batu. Sementara salah seorang massa dari kelompok penyerang nyaris terbakar setelah terkena percikan api dari bom molotov yang dia lemparkan.
Kericuhan tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di Kampung Cipendawa, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Saat itu, pasukan gabungan aparat beserta alat-alat berat yang mereka bawa berusaha mencapai puncak bukit untuk meruntuhkan bangunan-bangunan yang menjadi sasaran penertiban.
Selain lemparan batu dan molotov, di sepanjang jalan menuju bukit, massa yang berjumlah 200-an orang tersebut berusaha merintangi laju petugas. Mereka membakar sejumlah ban bekas serta menumbangkan pohon-pohon besar di kanan-kiri jalan.
Sterilisasi kawasan puncak dari vila-vila tak berijin atau sering disebut ‘vila liar’ merupakan program Pemkab Bogor yang didukung berbagai pihak, termasuk Pemprov Jawa Barat dan Pemprov DKI Jakarta. Hal tersebut merupakan jawaban atas keluhan dan kecemasan berbagai pihak atas alih fungsi lahan yang tak terkendali di Kawasan Puncak yang merupakan daerah resapan air.
“Sampai saat ini kami telah menertibkan 88 bangunan, dari target 200 bangunan hingga akhir tahun ini. Jadi tersisa 112 vila lagi yang harus kami tertibkan,” tutur Kasatpol PP Kabupaten Bogor Dace Supriadi kepada para wartawan di lokasi kejadian, Kamis (12/12).
Menjelang tengah hari, setelah buldoser dan backhoe petugas berhasil membuka jalan. Sebanyak 600 personel gabungan berhasil mendesak mundur massa dan merengsak maju. Sejumlah bom molotov yang dilontarkan massa mengenai gasebo dan membakar salah satu vila yang bukan merupakan sasaran pembongkaran. Asap hitam yang membumbung tinggi ke langit menjadi tontonan warga sekitar yang datang dan berkerumun untuk menonton proses eksekusi.
Akibat bentrokan yang terjadi, sejumlah sarana umum mengalami kerusakan. Di antaranya saluran listrik, saluran telepon, dan pipa saluran air. Akses jalan di kampung tersebut juga terganggu akibat tumpukan tanah dan pohon-pohon yang tumbang.