Jumat 13 Dec 2013 00:16 WIB

Penerjemah Bahasa Isyarat Acara Mandela Mengaku Berhalusinasi

Red: Julkifli Marbun
 Ribuan warga mengibarkan bendera saat menyaksikan mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Nelson Mandela di Pretoria, Afrika Selatan, Kamis (12/12).   (AP/Bend Curtis)
Ribuan warga mengibarkan bendera saat menyaksikan mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Nelson Mandela di Pretoria, Afrika Selatan, Kamis (12/12). (AP/Bend Curtis)

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Thamsanqa Jantjie mengatakan dalam sebuah artikel, Kamis (12/12), di surat kabar Johannesburg, The Star, bahwa ia mendengar suara-suara dan berhalusinasi selama acara mengenang Mandela pada hari Selasa. Kondisi itu mempengaruhi kemampuannya menerjemahkan pidato-pidato para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Barack Obama. Penampilannya mendapat kritikan tajam dari organisasi-organisasi tuna rungu.

Ia menyatakan penyesalannya, dan mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dilakukannya saat itu. Ia juga mengatakan kepada Radio Africa 702, Kamis (12/12), bahwa ia kecewa dengan penampilannya.

Wakil Menteri Urusan Perempuan, Anak dan Orang Cacat Afrika Selatan, Hendrietta Bogopane-Zulu mengatakan, penerjemah itu begitu emosional sehingga tidak menggunakan bahasa isyarat yang benar.

Ia mengatakan, Kamis (12/12), bahwa ada indikasi jelas bahwa perusahaan yang mempekerjakannya selama bertahun-tahun menyediakan layanan di bawah standar.