REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Sebanyak 34 tempat ibadah di Bosnia dan Herzegovina menjadi sasaran penyerangan sepanjang November 2012 hingga Oktober 2013.
"Rinciannya, 17 tempat ibadah umat Islam, sembilan bangunan Ortodoks, tujuh fasilitas milik Katolik, dan satu bangunan Yahudi," Dewan Antaragama (IRC) setempat melaporkan, Kamis (12/12).
Penyerangan tempat ibadah tersebut, kata IRC, tersebar di 24 kota di Bosnia dan Herzegovina. Sebanyak 17 di antaranya terdapat di negara entitas Federasi Bosnia. Sedangakan 17 lagi di entitas Republik Srpska.
Dalam kebanyakan kasus, serangan dilakukan pada tempat ibadah yang mewakili komunitas agama minoritas di masing-masing daerah itu.
"Dengan kata lain, bangunan yang menjadi sasaran penyerangan di Republik Srpska umumnya adalah tempat-tempat ibadah milik umat Muslim. Sebaliknya, di Bosnia justru yang diserang adalah bangunan milik Ortodoks dan Katolik," tulis IRC lagi.
Dari seluruh penyerangan yang terjadi, hanya sembilan kasus yang para pelakunya berhasil diidentifikasi. Sebagian besar serangan (71,43 persen), dilakukan dengan motif semata-mata untuk menodai fasilitas keagamaan. Sementara, 25 persen kasus memilki motif perampokan.
Hanya 3,57 persen serangan yang dilakukan atas dasar kombinasi keduanya, yakni motif perampokan dan penodaan. Para anggota IRC yang berasal dari semua komunitas agama di Bosnia dan Herzegovina, bersama-sama menekankan perlunya meningkatkan keamanan pada berbagai fasilitas keagamaan di negara itu.
"Kita harus membangun kerja sama dengan pemerintah di tingkat negara bagian untuk menentukan hukuman setimpal bagi para pelaku."