Jumat 13 Dec 2013 23:35 WIB

Tugas Presiden Jadi Nyaman Jika GBHN Kembali Dihidupkan

Yusril Ihza Mahendra
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra setuju Garis Beras Haluan Negara (GBHN) kembali dihidupkan. Tujuannya sebagai panduan untuk kepala negara dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Saya setuju soal rencana pengembalian hak MPR untuk menyusun GBHN, itu akan memudahkan jabatan presiden nantinya," kata Yusril usai acara 'Debat Kandidat Capres' di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jakarta, Jumat (13/12) petang.

Menurut Yusril, presiden tidak perlu membuat program baru dengan keberadaan GBHN. Sebab, tugas presiden kemudian hanya tinggal melaksanakan GBHN yang telah disusun MPR RI.

"Dengan adanya GBHN jabatan presiden akan jadi sangat nyaman, itu akan sangat memudahkan tugas presiden," kata dia.

Yusril kemudian berandai-andai, jika seseorang menanyakan kepadanya mengenai program yang dimiliki ketika mencalonkan diri sebagai presiden, maka dia akan menjawab tidak memiliki program apa pun.

"Kalau ada GBHN orang tanya ke saya, 'Pak Yusril, Anda kan mau jadi presiden, apa program Anda'. Saya bilang lho emang presiden punya program? Kan presiden melaksanakan GBHN. Nanti fokus saya ke situ saja," ujarnya.

GBHN, kata Yusril, menjadi hal yang harus dijalankan seorang presiden. Sehingga bila presiden tidak melaksanakannya maka rakyat bisa memakzulkan presiden.

"Dengan adanya GBHN tugas presiden selama lima tahun adalah merealisasikan GBHN tersebut. Namun justru kini GBHN tidak lagi diberlakukan," katanya mengakhiri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement